AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 29 Oktober 2009

Keikhlasan.

Keikhlasan.
Satu kata luar biasa dahsyat.
Masukkan dalam tiap gerakmu.
Dalam tiap langkahmu.
Di tiap ucapmu.
Hasilnya.......
Kenikmatan luar biasa dahsyat.
Meski seribu lelah meraja.
Namun nikmat disana.

Coretan Sejarah

Kembali kosongkan jiwa.
Nikmati gerak melelahkan.
Teteskan air mata.
Agar semua beban terlepas.
Agar dada ini lega.

Tertulis satu sejarah.
Mengisi deretan cerita.
Semoga bermakna.
Lalui langkah ke depan.

Jawaban Itu Ada.

Hati bertanya
Haruskah seperti itu?
Meski nurani menentang.
Hati bertanya
Bagaimana harusnya?

Sekarang......
Inilah jawabnya
Kutemukan jawaban pada dirimu.
Dan langkah pun semakin yakin.
Tak perlu semua itu.
Karena ada Dia.

Siapa Dirimu?

Siapa dirimu?
Maaf, aku tidak tahu siapa namamu.
Aku juga tidak tahu apa alasanmu.
Pun tidak tahu masihkah kau terus.
Maaf, aku tidak berani menatapmu.
Semua penuh ketidak tahuan.
Namun, ku akan selalu mengingatmu.
Serahkan padaNya.

Minggu, 25 Oktober 2009

Sertifikasi

"Gimana Pak sertifikasinya? lulus?"
"Waa.... udah naik pangkat sekarang Pak"
"Udah terima gaji belum Pak?"
"Tunjangan fungsionalnya sudah turun belum Pak?"

Inilah diantara percakapan yang sering diobrolkan oleh para guru saat ini. mereka lebih sibuk memikirkan "berapa uang dan gaji yang saya terima?" dari pada memikirkan anak-anak didiknya. Mereka lebih disibukkan dengan surat-surat untuk sertifikasi dari pada memikirkan sejauh mana perkembangan anak didiknya.

Semoga dana sertifikasi benar-benar bisa menambah semangat guru dalam mengajar dan mendidik anak-anak didiknya.

Menjadi seorang guru.....

Menjadi seorang guru memang bukan hal mudah. Kadang seorang guru mungkin bertemu dengan murid yang bandel, nakal, dan hiperaktif. Bagaimana mengatasi hal semacam ini?

Yang paling penting adalah merubah pandangan dan pola pikir kita. Jangan sampai kita memandang anak didik kita sebagai anak yang bandel, nakal, ataupun dengan pandangan buruk lainnya. Aggaplah anak tersebut sebagai anak yang hiperaktif yang memang membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari kita sebagai guru. Cobalah kita berpikir positif, sehingga kita menjadi lebih semangat dalam menghadapinya. Bukan malah membencinya atau berpikir buruk terhadapnya. Dan yang tak kalah penting, sudahkah kita menyebut anak didik kita dalam do'a kita?

Tersenyum

Tersenyumlah kepada dunia, dan dunia akan tersenyum kepadamu

Jumat, 23 Oktober 2009

Untukmu Sahabat

By Fathul Wafie

Di saat kita nikmati kebersamaan
Banyak hal terlewatkan begitu saja
Keceriaan, gelak-tawa serta canda ria
Semuanya mengalir begitu saja

Waktu yang tersedia
Seolah tak mampu untuk menampungnya
Begitu cepat berlalu
Berlari seolah tak mau berhenti

Kenangan-kenangan itu tak terasa
Pergi meninggalkan semua kegembiraan
Keceriaan, gelak tawa serta canda ria
Satu persatu kenangan itu hilang sekejap mata
Ada sederet senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Kenapa kegembiraan itu harus pergi?
Tidak searah dengan langkah kaki?
Kapan ini semua bisa terulang kembali?
Akankah kita tidak akan pernah bertemu lagi?

Sahabat…
Semua yang pernah kita jalani
Hari demi hari, waktu demi waktu
Tatkala kita lalui semuanya bersama


Banyak hal yang pernah terjadi
Karena itulah liturgi hidup yang kita miliki
Kadang benci, kesal dan kecewa
Juga senang, hormat dan sayang

Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
Yang sering kali tak pernah kita syukuri adanya

Ya Allah…
Lindungilah mereka yang kucinta.

Untuk Dia




Ya Allah
Jagalah ia dikala penjagaanku tak sampai padanya
Sayangi ia kala sayangku tak mampu merangkulnya
Muliakan ia kala penghatgaanku tak terangkum dalam kata yang sahaja
Berikan padanya segala yang Kau anggap baik untuknya
Karena engkau punya segala yang tak kupunya
Dan karena kuingin ia selalu menjadi saudaraku di dunia
Dan berharap bertemu dengannya di surga

Ia

Ia mengayuh sepeda mininya tuk menemui gurunya. Oya, hampir saja ia lupa kalau ia belum menghafal beberapa ayat yang harus ia hafalkan hari ini. Sambil mengayuh ia mengingat-ingat kembali hafalannya. Pukul dua siang ia pulang sekolah. Pukul setengah empat sore ia harus mengaji. Namun bukan membaca Al-Qur'an yang ia pelajari. Ia belajar Nahwu, Shorof, Tafsir, Matematika, Menulis Arab indah, dan hafalan Qur'an. Gurunya mengatakan bahwa ia harus menutup mukanya karena ia sudah besar. Sudah MTS/SMP. Tapi... ia memang bandel. Ia hanya menutup mukanya kala ia telah sampai di rumah gurunya. Selain itu ia hanya mengenakan jilbab, kecuali di rumah.

Gurunya yang ini berbeda dengan guru-gurunya di sekolah. Ia berpakaian gamis putih. Ia juga tidak dibayar. Anehnya banyak yang tidak suka terhadapnya. Bahkan banyak juga yang mengatakan kalau ia gila. Hmm.... memang, al-insaanu a'dau ma jahilu.

Suatu ketika gurunya membeli singkong/ketela. Ia membelinya dengan harga Rp. 15.000. Ketela itu dioalah dan dijadikan makanan, lalu dijualnya. Ternyata ia mendapatkan uang Rp. 30.000. Alhamdulillah, ia mendapatkan untung yang cukup besar. Ia ambil Rp.10.000, dan memberikannya kepada si penjual ketela. Di jaman sekarang ini..... masih ada ga' ya yang seperti itu?

Akhi......

Sepertinya ada suara motor berhenti di jalan depan rumah. Siapa ya? Kutengok keluar. Masya Allah, Kakak Masruhan datang ke rumah. Hmmm.... cukup lama aku tidak bertatap muka dan ngobrol dengannya. Penampilannya sekarang benar-benar berbeda. Sekarang ia tampak kucel dengan jenggotnya. Baju yang dipakai juga panjang selutut. Celananya cingkrang di atas mata kaki. Katanya sih biar tidak terkena najis, terus.... dilarang memanjangkan pakaian, harus di atas mata kaki. Sunnah Rasul, dll. Hmmm... mau jadi sufi ni?

Ia datang bersama istri dan kedua anaknya. Subhanallah, istri dan keponakanku pun memakai cadar.

Entah sejak kapan kakakku seperti itu. Menjadi ekstrim. Tidak lagi berjabat tangan dengan yang bukan muhrim, tidak lagi merokok, dan mengatakan bahwa rokok itu haram. Tidak lagi menonton televisi ataupun mendengarkan musik, meskipun itu lagu-lagu nasyid dan sholawat. Sekarang juga ada bekas hitam di keningnya. Ku juga tidak tahu apakah itu asarussujud atau entah kenapa. Yang tidak berubah, ia tetap ramah, dan supel.

Jadi ingat waktu hari raya kemaren. Ketika ada banyak tamu di ruang tamu (laki-laki dan perempuan jadi satu), ia yang baru datang langsung memberi ultimatum "Tamu laki-laki di ruang tamu. Yang perempuan di dalam", Heheheee....

Yang mengejutkan lagi ketika ia memberitahuku bahwa anaknya tidak disekolahkan di SD lagi. Tapi dimasukkan pondok. "Jadi ga ada namanya ijazah", begitu katanya. Alasannya ia kontra dengan sekolah-sekolah sekarang. Hampir semua sekolah cenderung sekuler. Yang diajarkan hanya masalah dunia. Sama sekali tidak mengajarkan tauhid, Allah, Rasulullah, dan Al-Qur'an. Pelajaran agama Islam dinomorduakan. Padahal yang paling utama untuk dipelajari adalah tentang tauhid, dan Al-Qur'an.

Pernah ada yang bertanya pendapatnya tentang Amrozi dan tindakan pengeboman yang kata media massa sih pelakunya orang muslim. Ternyata ia kontra dengan hal itu. Memang Amrozi juga dari pondok salaf, tapi mungkin pemahamannya yang berbeda. Wallahu 'alam.

Kakakku.....
Meski bukan bukan seperti Abdurrahman bin Auf yang kaya
Juga bukan seperti Kholifah Usman bin Affan
Namun aku bangga .......

Rabu, 21 Oktober 2009

Kisah Sebuah Kerang

Alkisah terdapat sebuah kerang di tepi pantai
Yang terkejut pada suatu hari
Karena ada pasir laut berwarna putih
Yang terhempas ke dalam tubuhnya

Memanglah hanya butiran kecil saja
Tetapi sang kerang merasa kesakitan
Dan rasa sakit itu datang terus-menerus
Tetapi, adakah kerang yang kesakitan itu berteriak, menjerit,
Dan menyalahkan takdir buruknya?

Jawabnya adalah tidak
Sang kerang berpikir,
Karena aku tak mampu mengeluarkan pasir itu
Maka aku harus bertahan
Dan membuat pasir itu menjadi sesuatu yang berguna

Hingga suatu ketika,
Kerang tersebut telah sampai pada ajalnya
Untuk dimasak, direbus
Sebagai santapan manusia

Andai saja sang kerang tahu
Mungkin ai akan tersenyum
Mengetahui pasir yang menyakitinya saat itu
Telah berubah menjadi mutiara
Yang berkilauan indahnya
Menjadi sesuatu yang indah pada akhirnya

Kisah kerang di atas
Memberikan pelajaran pada kita semua
Mampukah kita berbuat hal yang sama?

Dikutip dari buku The Inspiring Words.

Sebelum Anda Mengeluh

Hari ini sebelum Anda berniat untuk mengucapkan perkataan buruk
Pikirkanlah seseorang yang ditakdirkan tidak bisa berbicara

Sebelum Anda mengeluhkan rasa makanan
Pikirkan seseorang yang tidak punya makanan sama sekali

Sebelum Anda mengeluh tidak cukup akan sesuatu
Pikirkan seseorang yang harus mengemis di pinggir jalan

Sebelum Anda mengeluh tentang perkara yang buruk
Pikirkan seseorang yang sekarang dalam keadaan terburuk dalam hidupnya

Sebelum Anda mengeluh tentang suami/istri Anda
Pikirkan tentang seseorang yang menangis sedih,
Memohon pasangan hidup kepada Allah

Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang kehidupan
Pikirkan tentang seseorang yang telah meninggal dunia

Sebelum Anda mengeluh tentang putra-putri Anda
Pikirkan tentang seseorang yang ditakdirkan untuk tidak dikaruniai putra-putri

Sebelum Anda marah karena rumah yang kotor dan tidak ada orang yang membersihkan
Pikirkan tentang orang-orang yang harus tidur di pinggir jalan

Sebelum Anda mengeluh tentang jarak yang harus ditempuh saat mengemudi
Pikirkan tentang seseorang yang harus berjalan untuk menempuh jarak itu

Sebelum Anda mengeluh lelah dan mengeluh tentang pekerjaan Anda
Pikirkan seorang pengangguran, dan seseorang yang menginginkan pekerjaan Anda sekarang

Sebelum Anda menuduh seseorang atau tidak setuju terhadap pendapatnya
Ingatlah bahwa tiada seorang pun hidup tanpa dosa dan cela.

Dikutip dari buku The Inspiring Words

Pernahkah Engkau Bertanya Mengapa?

Mengapa Yahudi boleh memelihara janggut
Menjalankan ritualnya dan mendapatkan kelonggaran untuk kebebasannya
Tetapi ketika muslim melakukan hal yang sama,
Dia dicap sebagai ekstrimis dan teroris?

Mengapa seorang biarawati boleh menutup dirinya
Dari kepala hingga kaki dan dia dihormati karena melayani Tuhannya
Tetapi ketika muslimah melakukan hal yang sama
Dia dipinggirkan dan dibenci?

Mengapa ketika seorang wanita Barat
Memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga,

Dikutip dari buku The Inspiring Words
Dia dihormati karena mengorbankan dirinya demi keluarga
Tetapi ketika muslimah melakukannya,
Mereka berkata, "Dia perlu diperjuangkan hak dan kebebasannya?"

Mengapa setiap perempuan boleh memasuki universitas dengan mengenakan apa saja yang dia mau
Tetapi ketika muslimah berhijab, mereka menghalanginya?

Mengapa ketika seorang anak berdedikasi kepada sesuatu yang disukainya,
Dia dianggap sangat potensial
Tetapi ketika dia berdedikasi kepada Islam
Dia dianggap tidak berguna?

Mengapa ketika penganut Kristiani da Yahudi membunuh seseorang,
Agamanya sama sekali tidak dipersoalkan
Tetapi ketika muslim melakukannya,
Mereka berkata Islamlah dalangnya?

Mengapa ketika masalah timbul,
Islam telah menjawabnya dengan benar,
Tetapi kita semua menolak kebenaran itu?

Mengapa seseorang yang mengendarai sebuah mobil
Dan dia melanggar semua peraturan lalulintas
Maka orang akan menyalahkan si pengemudi
Bukan mobil yang dikendarainya
Tetapi ketika seorang muslim melakukan kesalahan,
Maka orang akan berkata, "Islamlah penyebabnya"
Tanpa melihat tradisi Islam.

Mengapa masyarakat lebih mudah percaya kepada surat kabar,
Dibandingkan dengan Al-Qur'an?

Pernahkah terlintas untuk bertanya "MENGAPA?"

Selasa, 20 Oktober 2009

Teacher




“Search and find every living teacher. Save the children and give them proper education”.
Kalimat di atas diucapkan oleh Kaisar Hirohito satu hari setelah peristiwa pengeboman kota Hiroshima oleh bom atom milik Amerika Serikat tahun 1945. teacher, itu yang ada di pikirannya. Mengapa? Mengapa bukan para pejabat dan pemerintah? Mengapa bukan para tentara?

Minggu, 18 Oktober 2009

Adzan Dhuhur

Siang ini........
Duduk merenung sejenak.
Dengarkan hembusan angin yang menyapu daun-daun kelapa.
Rasakan udara panas.
Dengarkan adzan.
Ada rasa rindu.
Tak terlukiskan.
Miss home.....
Manusia memang cenderung kurang bersyukur.
Dan baru akan terasa betapa berarti semuanya
Kala kita kehilangannya........


Sabtu, 17 Oktober 2009

Terimakasih......


Terimakasih
Meski kutahu semua takkan terbalas hanya dengan ungkapan terimakasih
Kau buatku tersenyum
Tertawa
Lepaskan beban
Kau sambut aku dengan senyummu di pagi biru
Kau buatku tersenyum dengan panggilanmu
Kau doakan aku dengan salammu
Kau teduhkanku dengan ciummu di tanganku
Kau buatku damai dengan pelukmu
Kau buatku tertawa dengan ceritamu
Seakan aku berada di lautan embun
Di lapangan putih
Semua suci
Damai....
Polos....
Terimakasih
Anak-anakku
Aku janji
Tak akan melupakanmu
Terimakasih anak-anakku
Kau lukis sejarahku dengan tawa candamu
Kau sebarkan tawa kepadaku.
Salam sayang selalu
Dariku untukmu
Anak-anakku......

Jumat, 16 Oktober 2009

Setitik...... apa ya?

Tadi siang, tepatnya ketika makan siang, aku sempat menonton TV sebentar. Makan sambil nonton TV. Acaranya Missing Lyrik. Tebak lagu gitu. Ada juga acara yang hampir mirip dengan itu. Entah apa namanya. Aku tak mengingatnya. Tebak lagu juga. Kalau tidak salah sih... di Indosiar.

Sejenak terlintas di hayalan. Coba kalau yang dilombakan itu adalah tebak ayat Qur'an atau melanjutkan ayat Qur'an. Teruss..... biar pada bisa jawab..... berarti ayat-ayat Qur'an harus sering-sring dibunyikan di televisi dan diperdengarkan kepada para pendengar, sama seperti lagu-lagu yang selama ini diputar di televisi. Kalau lirik lagu-lagu sebanyak itu saja bisa dihafal...... mengapa Al-Qur'an tidak? Pasti bisa. Hmmm..... semua kembali kepada niat dan usaha.

Sore Ini



Sore ini.....
Kenapa dengan sore ini?
Sore ini mentari tersenyum manis
Pamerkan keagunganNya
Dalam sorot emasnya
Mempesona
Laksana Ratu antariksa
Berkuasa di Istana jagad raya
Namun ia hanyalah hambaNya
Yang terus patuhi hukumNya.

Kamis, 15 Oktober 2009

Masa Berlari

Masa berlari
Gantikan generasi-generasi
Pergi dan tumbuh kembali
Terus bergulir
Mampukah diri ini
Mengukur potensi
Dengan beban yang tidak kecil
Di tangga yang semakin licin
Semoga kuat
Allahu yuqowwina.

Rabu, 14 Oktober 2009

Serpih Jejak di Pagi Cerah

Jam 7 lewat 15 menit. Kukayuh sepeda kesayanganku menuju MI Nurussalam tercinta. Hmmm.... Sepeda yang selalu setia temaniku kemanapun aku pergi. Sepeda bekas dari kakak kelasku yang sudah keluar dari pondok -coz dah nikah- yang juga satu konsulat denganku. Meski sepeda itu sudah usang dan karat dimana-mana, namun Alhamdulillah jarang masuk bengkel. Ya, Alhamdulillah, dengan begitu mudah aku mempunyai sepeda. Padahal, kalau harus membeli mungkin sekitar 500 ribuan. Sepedaku yang tidak pernah rewel meski entah sudah berapa bulan aku tidak mencucinya. Seingatku tahun kemaren aku baru mencucinya sekali. Hehehe..... dicuci setahun sekali plus ga pernah dilap. Jorok! Jadi inget sepedaku dulu. Entah bagaimana keadaannya sekarang. Kabar terakhir kudengar sepedaku dihibahkan ke tetangga karena di rumah tidak ada yang menggunakannya. Dari pada nganggur lebih baik dipakai orang lain.

Kukayuh sepeda melewati jalan paving mulus di pondok sambil sesekali menjawab salam anak-anak yang melewatiku. Dulu akupun juga seperti mereka.

Kulewati pintu gerbang pondok. Kutolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Kosong. Yups, kunaiki sepeda melewati aspal. Jalannya lebih enak. Meski sesekali berdekatan dengan truk-truk besar dan bis SK yang suka ngebut. Agak merinding juga melewatinya.

Mendekati lokasi yang kutuju, kutolehkan ke belakang. Memastikan bahwa tidak ada kendaraan di belakangku, begitu juga arah di depanku. Setelah pasti bahwa jalanan aman, aku menyeberang tanpa menghentikan sepeda. Yups, Alhamdulillah, selamat. Maklum, jalan raya yang kulewati lumayan ramai. Jalan propinsi. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jika aku kurang berhati-hati lalu tiba-tiba ada kendaraan lewat dan mmenabrakku. Braaakkk!!!!!! Aaaaaaa........ Hehehee... hayalan tingkat tinggi.

Baru sampai di halaman masjid, kudengar anak-anak memanggilku, "ustadh Luluu.......k" Kutolehkan kepala dan tersenyum kembali menyapa mereka. Hmm..... senangnyaa......

sampai di tempat parkir, beberapa anak menghampiriku. "Assalamu'alaikum", mereka mencium tanganku. hehehee...

Alhamdulillah, pagi yang indah. Cerah. Semoga tetap indah dan berakhir dengan keindahan.

Selasa, 13 Oktober 2009

Senyuman

Kata senyum adalah kata yang indah dan menarik hati, menyenangkan, dan menggembirakan.
Bagaimana seorang muslim tidak tersenyum sementar ia telah meridhoi Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Saw. Adalah nabinya? Bagaimana seorang muslim tidak tersenyum sementar aida telah meridhoi Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Saw. Adalah nabinya?
Bagaimana ia tidak tersenyum sementara baginya telah ditumbuhkan taman-taman yang menyenangkan, dan kebun yang hijau, yang padanya terdapat pohon-pohon yang indah menyegarkan, dan tetumbuhan yang penuh keindahan?
Bagaimana ia tidak tersenyum sementara Allah telah mengadakan baginya bintang-bintang yang terang, lautan yang luas, tanah yang berkelok-kelok, dan planet-planet yang berputar di porosnya?
Bagaimana ia tidak tersenyum, sementara burung-burung bernyanyi, merpati berdendang, matahari bersinar, bulan bercahaya indah, pagi hari yang datang dalam terang cahaya, dan hujan yang datang dibalik awan di langit?
Bagaimana ia tidak tersenyum, sementara angina sepoi bertiup, daun-daun gemerisik, burung kenari bersiul, aroma indah bertiup, air jatuh di antara bebatuan mendendangkan lagu cinta, dan menceritakan pagar keindahan?

Sinetron "Muslimah" Indosiar: Berlabel Islam tapi Merusak Islam

MUAK, muak, muak tolong hentikan acara ini, 90% acara ini adalah kekerasan, saya curiga sinetron ini di buat oleh orang-orang anti Islam, yang ingin menjelek2an citra islam, bahwa islam itu kejam jahat, acara ini sangat SARA, acara ramadhan tidak pernah selama ini. tapi ini kok masih tayang, periksa siapa di balik acara ini. tolong hentikan!


berikut beberapa data para penonton yang berkomentar tentang rusaknya sinetron muslimah indosiar

sinetron muslimah yang awalnya tayang sebagai sinetron ramadhan yang diharapkan sarat akan pesan moral sekarang ini malah menjadi semakin memojokkan nilai-nilai kemanusiaan dan mendiskreditkan islam secara berlebihan.dimana nilai-nilai islamnya, jika ynag ditampilkan hanyalah bayi bermata tiga dan perlakuan kasar terhadapnya,umpatan dan makian yang kadang terlontar dalam doa para tokohnya,pelecehan terhadap TKW di Arab Saudi yang digambarkan sebagai penggoda walaupun bukan peran utama. kesemuanya yang saya sebutkan diatas adalah alasan mengapa saya disini sebagai pemirsa televisi,mengharap KPI menghentikan sinetron tersebut,karena pesan-pesannya yang tidak lagi bermuatan kemanusiaan dan keislaman.trimakasih – susi, Jawa Barat

Itu sinetron kok kacangan banget, murahan banget dantidakmasuk akal banget ..kasarnyabo’ong bangets..bahasa ilmiahnya, tidak mendidikbanget, alias kagak ada mutunya.. Coba pake logika, mana ada orang apalagi pakai label Muslimah yang dizholimi berulang kali hanya menerima perlakuan itu tanpa ada upaya pembelaan diri, atau kalaupun ada upaya sifatnya setengah-setengah. Sebentar-sebentar tokoh Muslimah mengucapkan Istighfar, mengingatkan kepada tokoh Naysila yang dzholimi untuk bertaubat karena ada azab Allah. Mengingatkan akan dosa itu bagus, tapi menerima kezholiman rasanya tidak ada dalam kamus ISLAM.

Masih banyak lagi adegan penuh ketololan yang dipertontonkan oleh sinetron ini. Muak saya melihatnya, sekalinya ada sinetron dengan style perempuan berkerudung, eh gambarannya jadi ‘Perempuan Dungu’. Di dunia nyata, Muslimah sejati berlomba-lomba menjadi pribadi yang kuat, istiqomah dan cerdas. Sinetron kita kenapa ya selalu berada di era ‘Kegelapan’? Menurut kamu? brilliantchallenge

Sebagian besar penonton sinetron ini adalah para ibu-ibu dengan pendidikan yang rendah. Kemampuan mereka untuk memilih content yang mendidik sangat rendah. Dikhwatirkan mereka akan menerima dan menelan begitu saja isi tayangan tersebut dengan tanpa adanya filter yang baik. indonesianvoices

Bukan maksudku menjelek-jelekin sinetron berjudul MUSLIMAH yang disiarkan stasiun Indosiar setiap lepas Maghrib ini, hanya saja, sebagai seorang muslim aku keberatan dengan pewbawaan karakter orang-orang Arabnya itu, keras dan sadis. Sinetron ini seakan-akan ingin menunjukkan padaku kalo orang Arab itu barbaris, galak, tukang aniaya serta tidak hormat sama wanita. Aku percaya, imej Arab akan smakin buruk jika semua orang nonton sinetron ini. dedesudiyanto

Pada akhirnya entah karena apa dan mungkin ada pesanan darimana, sinetron tersebut terus menyelipakn pesan yang menjelekan islam pada umumnya dengan menggunakan orang arab sebagai orang yang tidak berprikemanusian. Wallahu’alam semoga kita umat islam semakin cerdas dalam menyikapi sebuah informasi yang diselipakan melalui tayangan Sinetron yang ingin merusak aqidah dan agama kita Amin.



http://barisanjihad.wordpress.com/2009/03/04/sinetron-muslimah-indosiar-berlabel-islam-tapi-merusak-islam/

TVOne: Amerika Disebut Pembebas, Pejuang Disebut Pemberontak

by Muhammad Rayhan.

Propaganda pencitraan Amerika yang telah nyata membunuh ratusan ribu warga Muslim di Irak, telah diteruskan oleh media di negeri Muslim terbesar di negeri ini. Sebut saja, salah satu program yang ditayangkan oleh TVOne, pukul 22.30, kamis malam (10/09/09) yang menayangkan film dokumenter tentang Irak berjudul "exit strategy".

Di dalam tayangan tersebut, dikatakan pasukan Amerika sebagai pembebas, sementara para pejuang Muslim yang ingin mengusir penjajah Amerika disebut sebagai pemberontak atau pelaku teror. Film dokumenter itu menceritakan tentang bagaimana strategi pasukan Amerika keluar dari Irak.

Entah untuk apa tujuan TV yang telah mengejar rating dengan pemberitaan membabi buta seputar pengejaran terorisme beberapa waktu lalu, walau menyakiti umat Islam, menayangkan film dokumenter seputar perang di Irak yang diproduksi oleh pihak barat itu. Padahal, sebelumnya, TVOne termasuk berani menyiarkan TV Al-Jazeera, ketika menyiarkan langsung korban-korban pembantaian Gaza oleh pasukan teroris Israel. Tentu saja, penayangan tersebut, menurut pihak barat berpihak kepada Islam itu sehingga mendapatkan perhatian serius pihak barat atas tayangan tersebut.

Namun kini, TVOne sering menayangkan program-program film dokumenter produksi Barat. Otomatis, film-film dokumenter produksi Barat itu selalu disisipkan opini negatif terhadap para pejuang Islam sekaligus membangun citra positif terhadap tindakan busuk Amerika yang telah menjadikan Irak dan Afghanistan tidak aman.

Pertanyaan bagi kita, mengapa TV berita itu mengambil rujukan dari media-media Barat? Apakah karena tidak ada yang bisa dijadikan rujukan dari media-media Islam? Tentu saja tidak. Buktinya, TVOne telah mendapatkan perhatian penduduk mayoritas negeri ini, yang telah memberikan kabar nasib saudara mereka di Gaza beberapa waktu lalu. Demikian juga, media-media timur tengah sebenarnya tak sedikit yang mengungkap fakta kejahatan Amerika di Irak dan Afghanistan yang telah membunuh ratusan warga sipil di kedua negara tersebut, seperti PressTV yang berbahasa Inggris atau media-media berbahasa Arab lainnya.

Persoalannya di sini adalah kemauan dan keberanian TV tersebut, serta misi yang ingin diberikan kepada para pemirsanya. Dengan pemberitaan bertubi-tubi seputar pengejaran 'teroris' beberapa waktu lalu, yang setidaknya telah ikut serta menyudutkan Islam dan umat Islam, telah menunjukkan kepada siapa media ini berpihak. Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Tentu saja, pemberian program-program film dokumenter buatan Barat itu telah menyakiti perasaan umat Islam dan telah menunjukkan dukungan terhadap penjajahan Amerika di negeri Muslim seperti Irak dan Afghanistan.

Bisakah media-media TV di negeri ini berpihak kepada penduduk yang bermayoritas Muslim ini?

Kata Bijak

Bukan masalah-masalahmu yang mengganggumu,tetapi cara Anda memandang masalah-masalah itu.Semuanya bergantung pada cara Anda memandang sesuatu . -- Epictetus


Minggu, 11 Oktober 2009

Suasana di Bulan Ramadhan


Turuni bis
Masuki terminal
Langkahkan kaki seorang diri
Dengan ransel hitam menggantung di pundak
Kembali ia naiki bis
Di kursi depan ia berada
Sejenak perhatikan sopir dengan genggaman rokok di tangan.
"Dimana-mana orang merokok"
Lalu bis pun melaju
"Panas sekali cuacanya"
Sejenak terkejut
Menatap kondektur menatap air minum.
"Lho, ini kan bulan puasa"
"Dan sopir tadi......"

Bis berhenti di pinggir pasar
Orang-orang di pinggir pasar asik nikmati rokok dan minumannya.
Siang hari di bulan Ramadhan.

Ia Menangis

Tawa itu berubah
Senyum riang itu menghilang dalam sekejap
Lenyap
Berubah warna menjadi air mata
Yang coba tertahan di sudutnya
Mencoba tetap tegar
Meski hakikatnya lemah.

Karena nilai 20
Karena stempel bandel
Tawa berubah air mata

Satu senyum di jiwa
Satu kata terucap
"Ya Allah, Sayangilah dia. jadikanlah dia anak yang sholah"

Kasta

Kasta...
Diskriminasi
Mengapa harus ada?
Benarkah satu seperti seribu?
Ia boleh bersepatu
Sedangkan mereka harus melepas alas kaki
Ia boleh dimanja
Exelent class
Begitu katanya.
Sedangkan mereka....

Kasta
Membuat mereka menghormat padanya.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Setiap Orang di Dunia

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.
Ibnu Mas’ud.





JADI ORANG PENTING EMANG BAIK,,TAPI JADI ORANG BAIK JAUH LEBIH PENTING…..;-)
by Yudha.

Jumat, 09 Oktober 2009

Tatapan Penuh Cinta

by Adsense CAMP

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm…kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu… Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya…

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata… “betapa lelahnya aku hari ini”. Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, selamanya …

Rabu, 07 Oktober 2009

Ketika.....



Ketika kau menyerah kalah dan berputus asa karena tak menemukan jalan keluar....
Kau kemanakan Allah?