AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 31 Januari 2010

Suatu Sore

Aku keluar kelas. Kukayuh sepeda kesayanganku. Sorot senja merah menyambutku. Subhanallah… indah bangeeet. Langit tampak begitu luas. Keunguan. Adzan maghrib benar-benar menenangkan kalbuku. Sampai di kamar, taman dan daun-daun hujan menyambutku. Alhamdulillah, atas segala nikmat yang sungguh tiada ternilai.

Zaid

“Assalamu’alaikum”, Salam Zaid sambil membuka pintu rumah kost yang ia tinggali.
“Salam”, Jawab seorang temannya, Rois yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu sambil memainkan senar gitar yang ia pegang. Kost tampak sepi. Seluruh penghuninya sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Ada yang kuliah, ada juga yang main entah kemana. Hanya Rois yang tersisa, karena memang hari ini ia tidak ada jam kuliah. “Lho, kok udah pulang?”, Tanyanya. “Bukan tanggal merah kan?”
“Bukan.” Jawab Zaid singkat sambil duduk di samping Rois.
“Terus?”
“Aku dipecat.” Jawab Zaid.
“Masa baru sebulan udah dipecat?” Tanya Rois. “Bikin ulah apa di sekolah?” Jangan-jangan kamu pacaran ya sama murid yang kamu ajar?” Ledek Rois. “Hahaha…”
“Enak aja kamu! Itu kalau kamu yang jadi gurunya!” Balas Zaid.
“Terus? Kamu dipecat gara-gara menolak cinta murid-muridmu?” Rois masih saja meledek.
“Emm… kalau itu mungkin…..” Jawab Zaid sok cool.
“Belagu kamu! Adanya juga Bu kantin yang naksir kamu!”
Kali ini Zaid hanya bias tersenyum.
“Kenapa dipecat?” Kembali Rois bertanya. Kali ini dengan nada serius. “Aku tahu siapa kamu fren. Pasti bukan karena kamu yang salah.” Lanjutnya dalam hati.
“Biasa. Uang bicara.” Ucap Zaid. “Selama kau berkuasa, kaulah sang pemenang. Semua bisa dibeli dengan uang.”Lanjutnya.
“Gara-gara kamu menghukum muridmu yang menyontek kemarin itu ya? Yang anaknya Direktur Bank itu ya? Siapa namanya? Jerry?”
“Kok tahu?”
“Ya tahulah. Aku tahu kamu itu siapa fren. Kayak kamu kenal dua hari aja.”
“Zaid teringat pesan ayahnya ketika ia meminta maaf kepada ayahnya karena ia belum bisa membalas jasa-jasa orangtuanya. Ia belum bisa menjadi anak yang dibanggakan. “Ayah tidak meminta kamu menjadi presiden, menteri, pengusaha dll. Ayah hanya meminta agar kamu menjadi orang yang benar. Benar menurut Allah. Benar menurut Islam.”
“Udah, ga usah dipikirin!” Tegur Rois menyadarkan Zaid dari lamunannya. “Hmmm… dunia memang gila. Kalau kita tidak ikutan gila, kita bisa tergilas.” Lanjutnya.
“Orang akan menghormat kepada mereka yang punya banyak uang dan punya jabatan. Bukan kepada kebenaran. Hukum hanya berlaku bagi mereka yang tidak punya uang.” Ujar Zaid.
“Udah, ga usah diambil hati! Di luar sana masih banyak yang nasibnya lebih parah darimu. Entar kamu bangun sekolah aja sendiri. Tanamkan kejujuran di situ!” Ucap Rois.
“Siii…p, kamu yang jadi KEPSEKnya.”
“Lho, kok aku?”
“Ya iyalah, aku kan pemilik yayasannya.”
“Ok, ok, tapi awas aja kalau pemilik yayasan korupsi!”
“Lho, kok do’anya jelek gitu?!”
“Bukan do’a. Peringatan.”
“Miris, bagaimana Indonesia akan mencetak generasi yang unggul, kalau sekolah saja justru memberikan pendidikan ketidakjujuran? Pantas saja banyak pejabat negara dan pemerintah yang korupsi, jangan-jangan sejak kecil mereka sudah dididik untuk menyontek.” Gumam Zaid dalam hati.

Rabu, 27 Januari 2010

Kalau Aku Jadi Presiden

Berikut ini adalah obrolan singkat dengan temen-teman. (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia)

"Kalau kamu jadi Presiden, langkah pertama apa yang akan kamu lakukan?", Hehee.... hayalan tingkat tinggi nih!
"Menurunkan gaji semua menteri menjadi lima juta tiap bulan"
"Waahh.... ga ada yang mau jadi menteri"
"Yaa biarin, kita mencari orang yang memang mau berjuang, bukan karena uang"
"Semua aparat juga harus bersih, ga ada korupsi, sampai aparat yang terkecil"
"Adakan pertemuan tiap minggu. Laporan program kerja juga laporan keuangan"
"Berdirikan yang kerjanya ga beres, juga yang berbuat salah"
"Tapi... susah juga jadi Presiden. Indonesia luas."

Terimakasi Buat Nyamuk

Terimakasih kuucapkan kepada nyamuk-nyamuk
Yang telah menegurku
Dengan menggigit kakiku
Hingga kuterjaga
Pukul dua dini hari

Terimakasih nyamuk-nyamuk
Kau ingatkanku tuk menghadapNya

Senin, 25 Januari 2010

Sebuah Perjalanan di Grobogan, Lumajang.

"Klaka", Begitu kulihat tulisan itu, aku dan Bapak segera siap-siap untuk turun dari bis.

Kuturuni bis. Bis apa ya namanya waktu itu? Entahlah. Lupa. Gerimis belum juga berhenti. Aku pun berteduh bersama Bapak di sebuah Gardu. Tak lama kami berteduh karena hujan segera reda.

Tepat ketika kami membutuhkan bantuan untuk menanyakan alamat yang kami tuju, seseorang lewat dan menunjukkan tempat yang hendak kami tuju.

Kami memasuki desa, lewati rumah demi rumah. Kami melihat sebuah masjid kecil dengan lantai semen yang tampak tak terurus. Ketika itu telah masuk waktu ashar, namun tak seorang pun datang ke situ. Entah kemana dan sedang apa penduduk desa itu. Aku dan Bapak berdua melaksanakan sholat Ashar, lalu beristirahat di masjid itu sejenak.

Terlintas di pikiranku, kenapa tidak ada muadzin? Mana para jamaah? Apakah tidak ada ta'mir masjid?

Yups, itulah sekilas perjalananku menuju rumah Kakakku di Grobogan, Lumajang.

Mungkin masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh oleh Islam dengan benar. Juga daerah-daerah dengan kondisi pendidikan yang masih minim sekali.

Ya, kebanyakan orang lebih memilih mengajar di sekolah-sekolah maupun universitas-universitas besar di kota daripada berjuang di pelosok-pelosok desa.

Entah kenapa kala itu terbersit di pikiranku untuk berjuang di tempat semacam itu. mambangun sebuah lembaga pendidikan gratis di pelosok desa untuk anak-anak desa dan anak-anak miskin. membangun sebuah perpustakaan umum di situ. Menciptakan generasi-generasi militan yang tak kalah dengan anak-anak yang tinggal di kota, dengan tetap memiliki idealisme yang kuat, namun juga tidak gaptek. Ets, bukan maksudnya membedakan anak desa dengan anak kota lho!

Kita Dijajah

Kita dijajah
Oleh peradaban yang mengatasnamakan kebebasan
Kita dijajah
Oleh gaya hidup yang bermewah-mewahan
Hedonis
Kita dijajah
Oleh cara berpakaian yang mengumbar aurat
Kita dijajah
Oleh makanan yang manja dan melalaikan
Kita dijajah
Oleh kemajuan teknologi yang rawan penyelewengan tanpa filter
Kita dijajah
Lewat pengeroposan mental yang jauh dari nuansa penjuangan
Kita dijajah
Dengan cara berpikir yang jauh dari keihkhlasan dan kesederhanaan
Kita dijajah
Dalam persaingan uang, jabatan, dan dunia
Kita dijajah
Untuk jauh dari Al-Qur'an
Kita dijajah
Dengan kebodohan dan kemiskinan
Kita dijajah
Agar jauh dari idealisme dan nilai-nilai Islam
Jauh dari politik yang Islami
Jauh dari sistem ekonomi yang Islami
Jauh dari budaya yang Islami
Jauh dari cara berpikir yang Islami
Jauh dari sistem sosial dan kemasyarakatan yang Islami.

My Lovely Brother

Mataku tertuju pada satu sosok yang tergambar dalam dalam album foto di tanganku. My lovely brother. Sosok pemuda yang lincah dan penuh kerja keras.Mungkin pendidikan keluarga sedikit banyak memberikan pengaruh padanya. Tak pernah kulihat ia memegang ataupun menghisap rokok seperti teman-temannya, kecuali sekali saja, ketika istrinya hendak melahirkan anak pertamanya. Ia berjalan bolak-balik sambil merokok menanti kelahiran anak pertamanya. Sejak kapan bisa merokok? kapan belajar merokok? Kurasa waktu itu ia sedang stress berat. Hmm.... bukannya berdo'a malah mondar-mandir.

Aku salut kepadanya. pagi hingga siang, ia kayuh sepeda sambil membunyikan "kliningan" yang dipegangnya, agar orang-orang, khususnya anak-anak tahu bahwa ia menjual es lilin. Siang hingga sore, ia siap dengan seragam dan buku-bukunya untuk belajar di sekolah. Sama sekali tidak merasa gengsi ataupun malu sebagai penjual es lilin. Jauh berbeda dengan pemuda jaman sekarang yang bersikap manja tanpa kemandirian.

Masih teringat jelas olehku kala aku mendapat hadiah uang Rp 100 darinya karena aku menjadi juara pertama lomba cerdas cermat Matematika yang ia adakan. Juga ketika ia mengajakku jalan-jalan sore naik motor, melihat pemandangan sawah, sambil sesekali ngebut.

"Kak, jangan kenceng-kenceng!" Ingatku yang duduk di belakangnya.
"Udah, tenang saja. Tidak usah tegang duduknya." Ujarnya menenagkanku.
"Takuut...." Kembali aku berteriak mengingatkannya.
"Takut kok senyum-senyum." Balasnya. Kurasa ia mengawasiku dari kaca spion.

Tak terlupa olehku kala aku berebut channel televisi dengannya. Dan akulah yang selalu menang. Juga ketika aku tanpa sengaja menjatuhkan jam tangannya ke dalam bak mandi hingga rusak, namun ia sama sekali tidak memarahiku. Atau ketika ia menyambutku saat aku pulang sekolah selesai ujian.

"Bagaimana ujiannya? Kok cepet sekali pulangnya? Bisa ga? kalau ujian ga usah buru-buru keluar. Diperiksa lagi jawabannya. Meskipun sudah selesai, ga usah keluar duluan. Tunggu saja di kelas sampai bel berbunyi. Diteliti lagi jawabannya," Pesannya panjang lebar.

Hukum Rimba Bertopeng Kebebasan

Atas nama kebebasan
Ia usung peradaban tak beretika
Atas nama kebebasan
Ia pamerkan perhiasan yang harusnya terjaga
Atas nama kebebasan
Ia samakan yang benar dan yang salah
Atas nama kebebasan
Anak-anak tak masalah melawan orangtuanya

Kebebasan halalkan haram
Dan semua berselimut kebebasan
Kebebasan yang tidak jelas
Bebas mengikuti hawa nafsu
Bebas menjadi binatang

Inilah....
Hukum rimba bertopeng kebebasan.

Minggu, 24 Januari 2010

Ijazah

Kenapa kita belajar? Apa sebenarnya tujuan kita sekolah? Untuk apa sebenarnya kita belajar dan menuntut ilmu?
Belajar itu sendiri apa sih?

Apakah belajar itu = Datang ke sekolah, daftar, belajar, lulus, dapat ijazah, dapat kerjaan, berkeluarga, punya anak, lalu meninggal?

Apakah tujuan kita belajar ke suatu lembaga pendidikan adalah untuk mendapatkan suatu surat ijazah dari lembaga tersebut? Atau hanya untuk mendapatkan gelar? Atau agar setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan? Sistem yang sudah berjalan di masyarakat mengajarkan manusia seakan surat ijazah yang dikeluarkan dari suatu lembaga pendidikan menjadi keharusan yang harus diterima oleh alumninya. Padahal setelah lulus, kita diharapkan bisa menjadi manusia yang bermanfaat buat orang lain dan masyarakat, bukan setelah lulus lantas dapat pekerjaan dan gaji.

Tulisan ini terinspirasi dari kata ust. Hasan

Ikan Selalu Melek

Menurut pengamatanku, ikan selalu berenang melek alias ga pernah tidur. Atau mungkin ikan tidur dengan membuka mata?

Setelah kuperhatikan ikan hias milik temenku di akuarium, ternyata ikan itu ga punya kelopak mata. Entah benar atau tidak.

Sabtu, 23 Januari 2010

560 Anggota DPR Memiliki Komputer Baru

"560 anggota DPR periode 2009-2010 memiliki komputer baru merek Dell seri Studio One 19 seharga 15 juta termasuk printer.",begitu berita yang kubaca di harian Republika pagi ini. 560 kali 15 juta sama dengan 840 juta. Uang negara sejumlah 840 juta habis hanya untuk membelikan para anggota DPR komputer.

Mengapa harus membeli baru? Tiap-tiap anggota lagi! Tidak adakah komputer yang lama? Masa setingkat anggota DPR tidak memiliki komputer sendiri? Bagaimana dengan laptop yang dulu juga pernah diberikan kepada para anggota DPR periode 2004-2009? Kalaupun harus membeli baru, mengapa tidak menggunakan uang mereka sendiri?

Selalu saja seperti itu. Kemarin mobil dinas baru, sekarang komputer baru. Selanjutnya apalagi? Hp baru? Rumah baru? Atau Helikopter baru?

Bukankah disana masih banyak yang lebih memerlukan uang itu daripada hanya sekedar mobil dinas dan komputer untuk para pejabat?

Jumat, 22 Januari 2010

Perjuangan Itu Terlalu Suci Untukmu

Keikhlasan sungguh mahal
Ketulusan jauh lebih bening dari embun pagi
Rasa tanggungjawab itu begitu mengagumkan
Hingga semua terlalu suci tuk hadir di jiwamu

Jiwa yang keruh dengan keegoisan
Jasad yang penuh dengan kemalasan

Semua hanya berisi "Saya, saya, dan saya."
"Dan saya di atas segalanya."
"Saya di atas kewajiban untuk mereka."

Tidakkah kau pikirkan mereka?
Ah, perjuangan terlalu suci untuk jiwa egoismu.
Hingga ia tak sudi hadir di hatimu.

Kamis, 21 Januari 2010

Keluarga

"Arza lemes Us, dari tadi. Puasa", Kata Khoris, teman sebangku Arza. Mereka adalah siswa kelas 3 A MI Nurussalam.
"Mas Arza puasa?", tanyaku.
"Iya Us", jawabnya pelan.
"Puasa apa Mas? Puasa Senin Kamis?" Tanyaku kepadanya karena kebetulan hari ini memang hari kamis.
"Bukan Us", jawabnya.
"Puasa mengganti Ramadhan kemaren", terang Khoris kepadaku.
"Lho, emang Mas Arza Ramadhan kemaren ga puasa?"Tanyaku.
"Puka tiga hari Us", jelasnya kepadaku.
"Kenapa puka?", lanjutku terus bertanya.
"Ga kuat Us. lemes, ga sahur", jawabnya.

Subhanallah, anak kelas 3 MI/SD, sudah diajarkan orang tuanya untuk mengganti puasa Ramdhan. So Sweaaattt......... Keluarga benar-benar menjadi pusat penerapan pendidikan agama.

Selasa, 19 Januari 2010

ILAHI

Ini juga salah satu lagu yang kusuka. Sendu banget nadanya.

Ilahi Allahu Rabbi
Tuhan ........ (maaf lupa liriknya)
Kau Maha Agung
Engkau Maha Besar
Engkau Maha segalanya

Ilahi Allahu Robbi
.................... (lupa lagi)
NamaMu jua kusebut kupuja
Tuhan Engkau Maha Esa

Kuserahkan jiwa ragaku
Sholat ibadahku
Hidup dan matiku
Ilahi Robbil Alamin.... (eh, gitu ga sih?)

.......
Dengan berdzikir
Bertasbih tahmid dan tahlil
Tiada lain dambaanku slalu
Tuhan Engkau Maha Esa.

thanks for all of my teachers who have tought me this song

Senandung Al-Fatihah

Lagu ini kudengar ketika aku ikutan TPA, berapa tahun yang lalu ya? Waktu masih kelas satu SD kalo ga salah.

Dengan menyebut namaMu Ya Allah
Yang Maha Pengasih Penyayang
Segala puji bagiMu Ya Allah
Pemelihara seluruh alam raya

Engkau Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Yang menguasai hari pembalasan
Hanya kepadaMulah kami menyembah
Dan hanya padaMu mohon pertolongan

Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus
Jalan orang-orang yang kau beri nikmat
Bukan jalan mereka yang Kau murkai
Dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Perkenankan do'a kami
Amin Ya Robbal 'Alamin.

Pujaan Hati

By Kangen Band

hei pujaan hati apa kabarmu
ku harap kau baik-baik saja
pujaan hati andai kau tahu
ku sangat mencintai dirimu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
hei pujaan hati setiap malam
aku berdoa kepada sang Tuhan
berharap cintaku jadi kenyataan
agar ku tenang meniti kehidupan

* hei pujaan hati, pujaan hati
pujaan hati, pujaan hati

reff:
mengapa kau tak membalas cintaku
mengapa engkau abaikan rasaku
ataukah mungkin hatimu membeku
hingga kau tak pernah pedulikan aku

cobalah mengerti keadaanku
dan cobalah pahami keinginanku
ku ingin engkau menjadi milikku
lengkapi jalan cerita hidupku

hei pujaan hati, pujaan hati

hei pujaan hati setiap malam
aku berdoa kepada sang Tuhan
berharap cintaku jadi kenyataan
agar ku tenang meniti kehidupan


Cina Melawan Pornografi

"Cina Melawan Pornografi", begitu judul resonansi harian Republika hari ini.

Cina meningkatkan hadiah uang tunai bagi orang yang melaporkan laman porno. Pakan lalu, Cina menyerahkan sekitar 32 ribu dolar AS sebagai hadiah untuk para pelapor. Bukan hanya itu saja. Cina bahkan telah melarang Youtube, twitter, bahkan juga facebook. Meskipun keputusan Cina tersebut memancing konflik, terutama dengan Google, sehingga Google menyatakan akan keluar dari Cina karena pemerintah itu memberlakukan sensor ketat, namun ancaman Google akan keluar dari Cina tidak membuat negara ini mengubah sikapnya. Dan Cina telah memiliki mesin pencari sendiri yang bernama baidu, yang menurut riset, baidu semakin banyak diminati, membuat peminat Google di Cina semakin berkurang.

Itu Cina, negara komunis. Bagaimana dengan Indonesia? Kenyataannya pornografi masih bebas tersebar di Indonesia. Coba kita ingat kembali bagaimana proses penetapan RUU pornografi. Uu.... penuh dengan kontrofersi. Padahal Indonesia mayoritas berpenduduk muslim.

Oya, ada satu lagi. Berdasarkan survei inside facebook, Indonesia menempati urutan kedua negara tercepat pertumbuhan facebook, setelah AS.

Sejenak terdetik dipikirku. Apa sih sebenarnya tujuan memasang gambar-gambar porno? Uangkah? Kok ga malu ya? Apakah sudah merupakan hal biasa? Apakah memang sudah dianggap biasa memakai pakaian yang memperlihatkan aurat? Atau berjoged dan ditonton oleh banyak mata dengan busana dan gerakan yang...... gimana ya, ga pantes deh pokoknya. Kok suaminya ga melarangnya ya? Kok suaminya rela sih aurat istrinya disaksikan banyak orang? Orang tuanya juga kok tidak melarang ya? Apakah berpakaian yang memperlihatkan aurat wanita telah dianggap hal yang wajar?

Minggu, 17 Januari 2010

Rosyidah

Yups, In this moment I will try to write what is in my mind. And I want to try and study to write an unfact story. Here is................



Namanya Rosyidah

Jarum jam dinding menunjuk ke angka 11. Namun, malam ini Ia tak jua terpejam. Ia masih merenung membaca lembaran-lembaran data yang dipegangnya. Belakangan ini ia sibuk dengan tugas rahasianya. Bahkan ibunya sendiri pun tak diizinkan untuk mengetahui apa kegiatannya di luar rumah selain kuliah.
Rosyidah, begitu ia dipanggil. Mahasiswi semester 7 fakultas Tarbiyah di salah satu universitas Indonesia. Tepatnya di Lamongan. Sengaja ia mendaftarkan diri di fakultas Tarbiyah. Bukan karena tertarik dengan pekerjaan yang menjanjikan setelah kuliah, namun ia ingin mengetahui lebih jauh tentang dunia pendidikan, mengingat ia sebagai seorang wanita yang cenderung mempunyai fitroh untuk mendidik dibandingkan dengan laki-laki, yang kelak bertanggungjawab akan anak- anak dan generasi-generasi penerusnya.
Masih teringat di memorinya moment awal pertama ia masuk kuliah. “Mahasiswa?” Tanya seorang pria kepadanya. Mungkin mahasiswa juga. Ia sendiri juga baru kali ini melihatnya.“Ya?”, jawabnya seolah bertanya adakah sesuatu yang salah dengan dirinya. “Kampungan sekali”, ucap pria tersebut kepadanya, lantas melangkah pergi entah kemana.
Mungkin penampilan Rosyidah tampak kampungan di mata orang-orang. Ia tak pernah lepas dengan jilbab lebar dan bajunya yang kaffah, menutup seluruh auratnya dan tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya sedikitpun.. Kala mayoritas mahasiswi mengenakan jeans dan berbagai fashion-fashion yang baru, Ia sama sekali tidak tertarik dan tetap tampil beda dengan busananya.
Rosyidah, anak bungsu dari enam bersaudara. Namun ia merasa seperti hidup sebatangkara tanpa saudara. Meski ia memiliki lima orang kakak, namun ia tak merasa dekat dengan kakak-kakaknya. Bahkan cenderung seperti orang asing. Mungkin karena jarak usia antara dia dengan kakak-kakaknya terpaut jauh. Ya, jarak antara ia dengan kakaknya yang paling muda saja terpaut 12 tahun. Atau mungkin salah satu penyebabnya karena ia dengan kakak-kakaknya memang bukanlah saudara kandung. Ia dengan tiga kakaknya berbeda ibu satu ayah. Sedang dengan dua kakaknya yang lain berbeda ayah satu ibu. Terkadang ia merasa seakan seperti nabi Yusuf. Apalagi ia tahu dan merasa paling diperhatikan dan disayang oleh kedua orang tuanya sejak kecil dibanding saudara-saudaranya yang lain. Kadang ia merasa iri melihat teman-temannya yang begitu akrab bercanda dan bermain dengan kakak atau adiknya. Ia juga ingin merasakan indahnya bercanda dengan kakak-kakaknya.
Kini seluruh saudaranya telah berkeluarga. Tinggal ia sendiri yang masih setia menemani Ibunya sebatangkara di rumah. Meski kadang ia harus keluar rumah, meninggalkan ibunya seorang diri karena tugas kuliah maupun untuk tugas lainnya.
Untungnya ia mempunyai seorang sepupu yang seumuran dengannya. Temannya bermain dan bercanda sejak kecil. Dek wahyu, begitu ia biasa memanggilnya. Lengkapnya Wahyu Kurniawan. Namun, kini semua memiliki kehidupan masing-masing. Setelah lulus SD, orangtua Wahyu bercerai. Dan ia memilih ikut ibunya tinggal di Surabaya. Sejak itu Rosyidah dan Wahyu, saudara sepupunya tak pernah lagi berkomunikasi, karena jarak yang jauh.
Kini Ia sendiri tidak tahu dimana saudara sepupunya itu berada. Bahkan orangtua Wahyu sendiri pun tak mengetahui keberadaanya dan tak ingin tahu, seakan telah merelakan kepergiannya.
Terakhir kali ia melihatnya empat tahun yang lalu di sebuah Lembaga Pemasyarakatan karena kasus Narkoba.

Di Sebuah Lembaga Pemasyarakatan, Empat tahun Silam

Ia benar-benar terkejut mendengar saudara sepupunya ditahan di sebuah Lembaga Pemasyarakatan karena kasus Narkoba.
Pukul delapan pagi Rosyidah sampai di Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Ia membaca jadwal jam kunjungan tahanan yang tertempel di tembok depan Lapas. Pukul sembilan baru dibuka. Sambil menunggu waktu, ia duduk di atas bangku yang tersedia di halaman Lapas. Beberapa narapidana tampak keluar membersihkan halaman Lapas di bawah komando salah seorang aparat keamanan yang berseragam lengkap. Rosyidah menyaksikan pemandangan tersebut. Berharap mungkin salah satu di antara narapidana tersebut adalah Wahyu, saudara sepupunya. Ia juga melihat beberapa orang berseragam sama dengan aparat keamanan tersebut baru datang memasuki halaman Lapas.
Rosyidah mendekati sang Aparat keamanan tersebut.
“Pagi Pak” Salam Rosyidah.
“Ya”
“Bukanya jam sembilan ya pak?” Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Rosyidah. Pertanyaan basa-basi, karena sebenarnya ia telah tahu jawabannya.
“Ya. Satu jam lagi”
Sejenak suasana kembali hening.
“Kalau jam segini biasanya para narapidana kegiatannya apa ya Pak?” Kembali Rosyidah melontarkan pertanyaan. Kali ini memang ia belum tahu. “Bapak sendiri disini dari jam berapa sampai jam berapa?” Rosyidah masih terus bertanya.
Satu jam berlalu. Pintu loket pembelian karcis kunjungan terbuka. Tiap orang dikenai biaya Rp.5.000. Sejenak terdetik di pikiran Rosyidah. Kasihan sekali jika keluarga narapidana hanya mampu membeli makanan sehari sekali dan tak punya uang untuk membayar karcis. Mereka tidak bisa menjenguk keluarganya yang ditahan. Kenapa ada system pembayaran karcis semacam ini? Apakah hal semacam ini juga telah ditetapkan oleh Undang-Undang? Ah, kok kayak di bioskop aja. Kayak di tempat pariwisata juga harus bayar karcis.
Rosyidah menunggu beberapa menit di ruang penerimaan tamu yang cukup ramai. Ia duduk di atas lantai bersama beberapa pengunjung lainnya, karena bangku-bangku yang disediakan tidak mencukupi.
Ia melihat sosok pemuda yang tak asing baginya memasuki ruang penerimaan tamu. Ya, ia benar-benar Wahyu, saudara sepupunya. Pemuda tersebut tampak mencari-cari sekeliling. Mungkin ia mencari siapa gerangan yang datang menjenguknya.
“Wahyu?” Rosyidah menghampirinya.
Pemuda itu menoleh. Ia tampak terkejut melihat kedantangan Rosyidah.
“Mbak?” Ucapnya.
Rosyidah hanya bisa mematung menatap saudara sepupunya. Ia tak mampu membendung air matanya. Sebuah kebahagiaan bisa kembali menatap saudara sepupunya, teman bermainnya di masa kecil yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri setelah bertahun-tahun tak pernah bertemu.
Lebih terkejut lagi ketika ia memperhatikan penampilan saudara sepupunya tersebut. Wahyu yang dulu kecil jauh berbeda dengan Wahyu yang ada di hadapannya saat ini. Postur tubuhnya kini jauh lebih tinggi darinya. Padahal dulu tinggi badan mereka hampir sama. Rambutnya cukup panjang dengan cat keemasan di ujungnya. Sebuah anting terpasang di telinga kirinya. Dan entah gambar apa yang terukir di bahu kirinya.
Wahyu mengulurkan tangan mengajaknya bersalaman. Rosyidah sempat bingung juga, mengingat saudara sepupunya tersebut bukanlah muhrimnya. Rosyidah menjulurkan kedua tangannya.
“Bukan muhrim dek” Ujar Rosyidah.
Wahyu tampak terkejut melihat sikap Rosyidah.
“Emang kenapa mbak? Segitunya…. Sejak kapan jadi kayak gitu? Masa sama adek sendiri kok ga boleh jabat tangan?”, tanya Wahyu. “Ga usah grogi gitulah mbak sama aku”, lanjutnya.
“Grogi-grogi, sembarangan.”Jawab Rosyidah. “Kita ga muhrim dek”, lanjutnya. Wahyu masih belum berubah. Dia masih seperti dulu. Masih tetap bisa bercanda meski dalam keadaan menyedihkan.
Sejenak tiada yang bicara.
“Wahyu minta maaf Mbak, sudah mencoreng nama keluarga”.
Rosyidah hanya terdiam menatap Wahyu. Membuat Wahyu sedikit salah tingkah.
“Eh, gimana kabar Ibu? Sehat kan Mbak?” Wahyu mencoba mencairkan suasana.
“Kok pakai anting segala sih dek?” Tanya Rosyidah seakan tak menanggapi ucapan Wahyu.
“Oh, ini” Wahyu segera melepas antingnya. “Biasa mbak, anak muda”, lanjutnya.
“Rambutnya juga. Ngapain dicat kayak gitu?” Kembali Rosyidah bertanya.
Wahyu hanya menyeringai.
“Coba mbak lihat gambar apa di bahu kamu itu” Pinta Rosyidah.
“Apa sih mbak” Wahyu mencoba mengelak menutupi tato di bahu kirinya dengan lengan kaos pendeknya.
“Masih sholat ga dek?” Rosyidah memberondong wahyu dengan pertanyaan-pertanyaannya.
Wahyu hanya terdiam.
“Kok diam?” Rosyidah bisa menebak. Wahyu telah meninggalkan sholat. Kasihan, inilah contoh korban orangtua yang tidak memperhatikan anaknya.
“Kamu itu sebenarnya ganteng Dek, tapi sayang, bertato, pakai anting-anting, disemir lagi rambutnya. Ga jadi deh gantengnya.” Ujar Rosyidah.
“Sejak kapan mbak bisa ngomong kayak gitu?” Wahyu hanya nyengir. “Emang tahu ganteng itu gimana?” Candanya.
“Menurut kamu?” Rosyidah balik bertanya.
“Ah, mbak ini…. Ditanya kok malah balik nanya”.
“Lha, kan mbak mau tahu pendapat kamu”
“Kalau menurutku yaa…. Seperti aku…..?”
“Yeh, Grnyaa…..” Protes Rosyidah.
“Bukan GR Mbak, kenyataan”Wahyu membela diri. Sementara itu, Rosyidah hanya terdiam. Ia tak ingin berdebat panjang.
“Mbak udah selesai belum sih sekolahnya?” Tanya Wahyu
“Belum” Jawab Rosyidah singkat.
“Berapa tahun lagi?”
“Berapa tahun lagi ya? Empat tahun lagi kayaknya”
“Hah? Empat tahun? Ya elaa…. Lama banget” Wahyu menertawakan Rosyidah. “Terus kapan nikahnya Mbak? Awas lho, entar jadi perawan tua aja!” Goda Wahyu.
“Enak aja!”Protes Rosyidah. “Itu sih udah ditentukan. Kalau udah waktunya juga pasti datang kok.”
“Iya-iya… becanda doang…..”
@@@@

“Rosyidah, hp kamu berbunyi tu dari tadi!” Panggil Ibunya dari ruang tengah menyadarkannya dari lamunan.
Ia segera meraih hp yang tergeletak di atas ranjang tempat tidurnya.
“Assalamu’alaikum”, salam Rosyidah.
“Iya Pak.” Lanjut Rosyidah. “Besok pagi Pak?”, “Baik Pak”, “Sudah semua Pak”, “Amin”, “Wa’alaikumussalam”. Rosyidah kembali menutup telepon genggamnya.
Rosyidah merebahkan diri di atas ranjang. Memejamkan mata sambil merenung. Belakangan ini ia tampak tegang.

@@@@

Sebuah Penyergapan

“Jangan bergerak! Anda sudah terkepung!”, teriak salah seorang dengan kaos penutup muka yang hanya menyisakan lubang untuk penglihatannya, dengan pakaian serba hitam sambil menodongkan pistol ke arah seorang Pria.
Namun Pria tersebut tak kalah gesit. Ia keluarkan pistol dari balik jasnya dan dalam hitungan detik menekan pelatuknya tepat mengenai tubuh pria berpakaian serba hitam tersebut. Tapi, sungguh malang nasib Pria tersebut, Baru berlari beberapa langkah sebuah peluru menembus punggungnya. Ia segera menoleh ke belakang, namun tubuhnya tak kuat untuk berdiri. Ia pun roboh di tempat.
Seorang dengan pakaian dan penutup muka serba hitam yang lain, penembak pria tersebut berlari menghampirinya, lalu memegang dan mengangkat kepala pria tersebut di bahunya.
“Rosyidah, hati-hati! Jangan mendekatinya!” Teriak rekannya memperingatinya. Namun teriakan itu tak dihiraukannya.

@@@@

‘Seorang Gembong Mafia Pengedar Narkotika dan Obat-Obat Terlarang Tewas ditembak Anggota Laskar Jihad’, Rosyidah membaca judul besar yang menjadi headline harian pagi itu. “Setelah beberapa kali lolos dari kejaran Aparat hukum, akhirnya Wahyu Kurniawan, seorang gembong mafia dan bos besar pengedar narkotika dan obat-obat terlarang tewas ditembak oleh anggota Laskar Jihad”, lanjut Rosyidah membaca Koran yang dibacanya.
“Kenapa kamu merahasiakan kepada Ibu kalau kamu ikut menjadi anggota Laskar Jihad?”Tanya Ibu Rosyidah yang duduk di sampingnya, “Kenapa baru bilang sekarang?”
Rosyidah hanya terdiam. Dalam hati ia merasa bersalah kepada ibunya. Ia tidak tahu harus bilang apa kepada ibunya.
“Ibu minta kamu keluar dari kelompok itu!”Lanjut ibunya. “Ibu takut kalau terjadi apa-apa dengan kamu”. Ibu Rosyidah tak mampu membendung air matanya. “Ibu tidak mau kehilangan kamu.”
“Ya Bu. Saya minta maaf. Saya tahu Ibu pasti tidak akan mengizinkan saya untuk ikut bergabung bersama Laskar Jihad, makanya saya sengaja merahasiakannya. Saya sudah bilang kepada teman-teman kalau saya mau keluar.”Ucap Rosyidah kepada ibunya. “Maaf Bu, masih ada lagi satu rahasia yang kusembunyikan dari Ibu. Akulah yang menembak Dek Wahyu”, Lanjut Rosyidah dalam hatinya.

Anak Jalanan





Sekilas kubaca cerita mereka
Sebatangkara tanpa keluarga
Bernaung di bawah jembatan
Lalui keras kehidupan
Ribuan bahaya siap menerkam
Kasihan.......

Bersyukur aku masih punya orangtua
Masih ada tempat bernaung
Detik ini aku disini
Bagaimana jika aku ada disana?

Jumat, 15 Januari 2010

Jum'at 15 Januari 2010

Tadi malam benar-benar begadang full sampai subuh. Setelah acara "Munaqosyah 'Amma jam 11 malam, aku harus menyelesaikan payet tulisan 'miss campus' di selempang yang akan dipakai esok hari oleh sang pemenang. Alhamdulillah, sama sekali ga ngantuk meski tanpa minum kopi. Ditemani lagu-lagu dari radio. So sweet.... Entah kenapa aku lebih suka mendengarkan lagu-lagu dari radio dari pada winamp maupn mp3. Lebih update. ga itu-itu aja.

"Malam-malam kok nyetel radio, qiro'atul Qur'an gitu!", Protes salah seorang temen. Heheeee...... "Gimana coba kalau kita pas lagi tidur sambil dengerin musik terus tiba-tiba meninggal? hayo!" Tambahnya.

Sebuah lagu lama dari Letto, Lubang di hati. Selanjutnyaa...... lagu siapa ya? entahlah. Ga tahu siapa yang nyanyiin.

Setelah subuh...... lanjut, blanko penilaian lom dibuat. Hingga sore ini belum juga tidur. Salah sendiri....... Semoga nanti malam tetap semangat and ga ngantuk waktu muwajjah malam.

Segar Rintik Hujan Senja


Sore itu aku duduk di bangku
Dalam sebuak kelas
Namun pandanganku mengarah keluar
Hujan.....
Alhamdulillah,
Aku berangkat lebih awal
Hingga hujan tak mengenaiku.

Tampak dua-tiga orang lewat
Ada yang berjalan
Ada juga yang naik sepeda
Dengan payung di atas kepala

Dan langit tampak mendung
Sejuk......
Alhamdulillah

Subhanallah
Sebuah lukisan yang luar biasa

Lalu kelas usai
Dan hujan tinggal menyisakan rintik
Adzan maghrib bergema
Subhanallah
Amazing

Sejenak terpikir
Entah berapa banyak dosa yang kubuat
Entah bagaimana hina diriku
Berapa kali aku lalai
Berapa lama aku tak mengingatNya
Berapa kali aku kufur nikmat
Ah, tak terhingga pastinya

Namun Dia selalu setia berikan nikmat padaku
Selalu menolongku kala aku membutuhkannya

Ya......
Cobalah sesekali tatap dan nikmati lukisan indah alam di sekitarmu
Jalanan yang selalu ramai...
Suasana hujan.....
Daun-daun yang tertiup angin
Orang-orang yang lewat
Dan segala aktifitas kehidupan
Sebuah lukisan yang luar biasa
Subhanallah


Kamis, 14 Januari 2010

Belajar Dari Mereka

Salah satu aktivitas yang paling kusuka adalah berada bersama anak-anak kelas 3 A. Baik ketika di kelas, atau ketika melihat salah satu di antara mereka sedang membaca di beranda depan kantor. Di antara mereka yang tidak pernah absen membaca buku ketika jam istirahat adalah Arza dan Daffa. Arza si jenius yang cepat dalam menghafal. "'amma yatasaaluun, lanjutkan Za!", kataku kalau aku melihatnya di jam-jam istirahat. Lalu ia akan melanjutkannya dengan lancar.

"Baca apa Za?" Sapaku kepadanya.
Dia menunjukkan kepadaku buku yang dibacanya. O.... buku tentang Orville dan Wilbur, dua bersaudara pembuat pesawat terbang.
"Mau jadi ilmuan seperti mereka?" Tanyaku
Dia mengangguk.
Usth. tunggu. Nanti kalau sudah besar, kita bersama-sama menjadi ilmuan. OK! Kita bikin apa Za? bikin pesawat terbang? komputer yang canggih? robot? Atau kita keluar angkasa Za.

Kemudian aku bertemu ibunya, menanyakan bagaimana belajarnya di rumah. Ternyata ia mempunyai satu kebiasaan yang diterapkan oleh orang tuanya, yaitu sholat tepat waktu, dan menghafal satu ayat Qur'an tepat setelah sholat ashar. Lalu setelah maghrib ia harus mengulangi hafalannya dari awal. Subhanallah. Boleh juga kebiasaan seperti ini diterapkan dalam keluarga kita. Atau kita terapkan dalam diri kita sendiri. Yang penting istiqomah dan terus berkesinambungan.

Sama halnya dengan Arza, Daffa pun tak pernah absen membaca buku kala istirahat. Pernah suatu ketika aku membaca buku Sains untuk kelas VI, lalu kutanyakan padanya. Dan ia bisa menjawabnya dengan benar. Padahal ia baru kelas 3.

"Kok mas daffa tahu jawabannya?" tanyaku.
"Ada di RPUL" Jawabnya.
"Punya?"
"Punya di rumah"
"Siapa yang beliin?"
"Ibu"
"Sering dibelikan buku sama Ibu?"
"Sering Us, sebulan sekali"
"Banyak dong bukunya di rumah"
"Banyak. Ada perpustakaan sendiri"
"Sudah dibaca semua bukunya?"
"Sudah berkali-kali"
Subhanallah.....

Yups, kebiasaan semacam ini juga bisa dijadikan cotoh buat keluarga kita. Biasanya ibu-ibu cenderung menghiasi rumahnya dengan perabotan dan hiasan-hiasan yang sebenarnya tidak begitu penting. Alangkah baiknya kalau uang untuk membeli perabotan dan hiasan-hiasan tersier tersebut dibelikan buku. Atau.... membuat sebuah perpustakaan keluarga yang di dalamnya juga terdapat perpustakaan buat anak-anak kita. Lebih bermanfaat kan?

Masalahnya, bagaimana dengan keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang? Jangankan untuk membeli buku. Untuk biaya makan aja masih susah.

Tak Terasa

Alhamdulillah, ga terasa dah setahun aku ngeblog. Lumayan banyak juga isi blognya. Dari yang asal nulis sampai..................... sampai apa ya?

Rabu, 13 Januari 2010

Jalan-Jalan Sore

Sore tadi sempat keliling pondok naik sepeda mengantar surat ke orang-orang. Seru. Cukup lama ga pernah keliling sore sepedaan. Menuju Wartel Depan, Bapenta, KMI, gedung Bosnia, Pakistan, Al-Jazair, Andalusia, Somalia, Yaman, Afganistan, Sampai Libanon. Semua jalan berpaving. Subhanallah. Asik banget suasananya. Mendung lagi. Anginya juga cukup kenceng. Tapi... sejuk. paling mengesankan ketika melewati jalan belakang gedung Ninsia. Wuu.... bunganya.... so beautiful. Udah kayak ada di taman manaa.... gitu. Yups, refreshing sore hari. Asik juga tuh. Yaa... sambil negur anak-anak yang lewat.

Penjara?


Islam menetapkan hukuman bagi pencuri adalah potong tangan. Tentunya jika telah memenuhi syarat dan rukunnya. Termasuk di dalamnya batas nilai barang yang dicuri dan adanya saksi. Memang sih tampak ekstrem banget. Namun pastinya menjerakan. Kehilangan tangan..... Pembuat aturan ini bukan manusia, juga bukan akal manusia, namun dari Sang Khalik. Ibarat seseorang yang memproduksi hp. Maka aturan ini adalah buku panduan agar hp tersebut awet. Aturan tersebut tidak diciptakan oleh hp sendiri. Melainkan sang pembuat hp. Kurang lebih begitulah perumpamaannya.

Sekarang kita beralih dengan hukuman penjara. Hukuman penjara memiliki kekurangan di antaranya:
  1. Jika jumlah pencuri dan penjahat semakin membludak.... mau tidak mau dibutuhkan penjara yang lebih besar dan lebih banyak. Pastinya memakan biaya yang besar.
  2. Negara harus mengeluarkan uang untuk memberikan makan bagi para penjahat.
  3. Uang negara berkurang lagi untuk menggaji si penjaga penjara.
  4. Banyak kecurangan dalam penjara, termasuk dalam kasus Artalyta, Tomi Suharto dll. Ga adil dech pokoknya.
  5. Hukuman penjara bisa diringankan dengan pembayaran denda.
  6. Kemungkinan menjerakan sangat kecil.
  7. Sering terjadi penyiksaan dan pemukulan yang dilakukan oleh tahanan lama kepada tahanan baru.
  8. Sering terjadi pemungutan liar yang dilakukan oleh aparat keamanan yang menjaga tahanan, khususnya pungutan liar dari narapidana ketika narapidana tersebut dijenguk oleh keluarga.

Fasilitas Mewah di Penjara.... Ah, Lumrah Itu!

Sore itu aku sedang baca koran Republika. Kebetulan artikel yang kubaca masih seputar Artalyta. "Ukha, mau masuk penjara ga? enak nih ada televisi, AC, kulkas, karaokea....," Kataku kepada seorang temanku. "Dah, dari dulu kali Lk fasilitas kayak gitu...."

Fasilitas mewah bagi para narapidana berkantong tebal. Kalau seperti itu, bagaimana penjara akan memberikan efek jera?! Semuanya hanya omong kosong.

Coba kita review kembali ucapan Dirjen PAS Untung. Gini nih katanya, "Ruang 1 di lantai 2 kantor rutan, adalah ruang Dharma Wanita yang digunakan untuk latihan keterampilan membuat kerajinan manik-manik. Sementara ruangan kedua di lantai 3 adalah ruang pelaksanaan pesantren kilat. Kebetulan Artalyta dan Aling adalah ketua kegiatan yang menempati dua ruangan tersebut." Hmmm..... Kalam farigh. Sudah jelas-jelas salah, masih saja mencoba mencari pembenaran. Ada lagi nih tambahan kata dari Kepala Kantor wilayah pemasyarakatan Depkumhan DKI Jakarta, Asdjuddin Rana. Gini nih katanya,"Masak fasilitas yang diberikan Aulia Pohan dan Artalyta misalnya, sama dengan tukang copet". Ia menegaskan pembedaan fasilitas dan pelayanan kepada tehanan sudah lumrah dilakukan.

Para koruptor biasanya mencuri uang sejumlah berapa ya? Milyaran bukan? Terus kalau para pencopet... mencurinya sampai milyaran juga ga ya? Kalau para koruptor.... yang dicuri itu uang rakyat, uang negara. Kalau para pencopet... yang dicuri uang orang kaya. Koruptor dan pencopet dua-duanya salah. Hukumannya?

Hmmm..., fasilitas mewah di penjara seperti tempat tidur pegas,kulkas, televisi, AC, meja kantor, dll telah dianggap wajar menurut aparat penegak hukum yang menjaga penjara. So, bagi Anda yang mau menghuni penjara, tinggal siapkan segepok uang, aparat penegak hukum dan pengawas penjara menyediakan fasilitas-fasilitas mewah yang anda inginkan. Jadi anda tidak perlu takut masuk penjara. Anda juga tidak perlu takut korupsi. Hukumannya paling-paling masuk penjara dengan fasilitas mewah kok. Ga jauh beda sama tinggal di hotel. Ada uang, ada fasilitas. Silahkan daftarkan diri anda.

Akankah hal semacam ini hanya menjadi berita sekilas lalu terlupa begitu saja dan akan terus berulang tanpa ada perbaikan? Sampai kapan aparat penegak hukum dan pemerintah bermental uang? Sama sekali tidak punya prinsip. Menghalalkan segala cara hanya demi uang. Bagaimana Indonesia akan bangkit? Bagaimana bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur kalau aparat penegak hukumnya saja seperti itu? Kalau pemerintahnya masih suka korupsi? Mementingan kepentingan dan fasilitas pribadi? Kapan hutang Indonesia akan terbayar lunas kalau uang rakyat masih banyak yang masuk ke kantong-kantong pejabat? Bagaimana bangsa Indonesia akan membaik kalau pemerintahnya saja tidak punya niat sama sekali untuk memperjuangkan dan memperbaiki nasib bangsa Indonesia?

Minggu, 10 Januari 2010

Sebuah Kenangan Manis 1 Intensif

Tadi pagi ketika aku sedang ngepel lantai depan DEMA, kudengar suara anak-anak di kelas samping sedang belajar pelajaran Mahfudhot. Entah kenapa aku jadi teringat ketika dulu aku duduk di kelas 1 intensif. Tepatnya 1 intensif B. Tahun 2002. Ketika itu kelasku berada di emper rayon. Rayon Maghrib. Tanpa meja maupun kursi, karena memang kapasitas kelasnya tidak cukup. Kita duduk di atas lantai. Namun, meskipun diatas lantai tanpa meja dan kursi, tapi... berkesan banget. Ya, meski fasilitas apa adanya, bahkan cenderung kuranglah, namun aku merasa ada ruh dan semangat dalam belajar. Mungkin itu juga didukung oleh ruh para pengajarnya.

Masih kuingat ketika pelajaran Mahfudhot. Usth. Nor Kholidah yang mengajar. Tegas dan penuh semangat. Tapi... ga pernah senyum. Heheheee... Gimana ya kabar beliau sekarang? Hmmm..... aku ingat ada seorang temanku yang dikeluarkan dari kelas karena belum manghafal Mahfudhot selama dua minggu. Alhamdulillah, semuanya berkesan.

Presiden SBY mengganti mobil dinas menteri yang lama

"Presiden SBY mengganti mobil dinas menteri yang lama, Toyota Camry seharga 650 juta dengan mobil baru, Toyota Crown Saloon 3.000cc seharga 1,3 milyar." (baca Republika edisi Senin, 11 Januari 2010). How can he think about this? Bukankah masih banyak ribuan rakyat yang dilanda kemiskinan, kekurangan gizi, dll?

Penjara Atau Pindah Rumah?

Tadi kubaca berita.
Ditemukan dalam sel Artalyta Sunjani (terdakwa kasus penyuapan terhadap Jakso Urip Tri Gunawan dalam kasus penyelidikan perkara BLBI. Urip menerima uang 660 ribu dolar AS.), Pondok Bambu, Jakarta Timur penuh dengan fasilitas mewah. Ada Televisi, kulkas, meja kantor, plus perawatan gigi. Waaahhhhh...... itu sih bukan penjara bu' namanya. Pindah rumah. Kenapa ga sekalian aja dilengkapi dengan kolam renang, salon, atau.... lapangan olahraga barangkali?

Dan petugas yang mengawasi di sana?
Kok diem aja melihat hal itu?
Kenapa diam?
Adakah sesuatu yang masuk di kantong mereka?

Ya, inilah hukum di Indonesia.
Kalah dengan uang.
Tak mengenal halal dan haram.
Tak mengenal benar dan salah.
Penjara ternyata bisa berubah menjadi rumah.
Atau.... mungkin bisa juga menjadi villa.

Murid Yang Butuh Guru, Bukan Guru Butuh Murid



Seorang siswa duduk di kelas dengan kaki menjulur ke atas meja. Lalu datanglah seorang guru memasuki kelas. Sang guru hendak mengajar murid-muridnya. Namun siswa tersebut tak jua menurunkan kakinya dari atas meja. Sang guru pun memperingatkan siswa agar menurunkan kakinya dari atas meja. Namun, alangkah terkejutnya sang guru ketika mendengar ucapan siswa, "Anda berada di sini karena saya yang bayar!", Uuukh..... (heheee..... Itu cuman cerita fiksi doank). Kebayang ga sich kalau hal itu benar-benar terjadi dalam realita. Naudzubillah.

Kalo yang ini realita, "Sejumlah guru bersama keluarganya menginap di gedung DPRD Slawi, Tegal, Jawa Tengah." Ngapain? "Protes dan menuntut agar dilakukan revisi draf RPP pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS 2010" (baca Republika edisi Senin, 11 januari 2010).

Jadi inget liburan yang lalu. Aku sempat berdiskusi dengan ibuku di rumah tentang guru. Kubilang "'guru' sekarang seakan dijadikan suatu pekerjaan. Tempat mencari uang."

"Terus guru-guru itu mau makan apa kalau ga dibayar? Kalau mereka sudah kaya, pasti ga mau dibayar" Jawab beliau. Hehee.... membela guru nich ceritanya.

Melihat realita yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini, semakin banyaknya lembaga pendidikan, menuntut mereka untuk bersaing, baik dalam hal prestasi maupun kuantitas murid. Setiap sekolah berlomba-lomba untuk mendapatkan murid. Seakan memberi kesan bahwa sekolahlah yang membutuhkan murid, bukan murid yang butuh sekolah ataupun guru. Dengan jumlah murid yang banyak, otomatis dana BOS akan banyak pula. Banyaknya dana BOS yang mengalir di sekolah, mungkin juga berpengaruh bagi jumlah uang yang masuk ke kantong guru.

Persaingan antara sekolah memang haruslah ada. Namun persaingan dalam hal yang positif tentunya, dan dengan cara-cara yang benar dan sportif. Jika kualitas sekolah baik, kemungkinan besar masyarakat pun akan memberikan kepercayaan yang besar. Begitu pula sebaliknya. Jika memang kualitas sekolah tidak baik, lama-lama masyarakat pun akan meninggalkannya. Persaingan antar sekolah, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, jangan sampai berdampak atau memberikan kesan seolah-olah sekolah dan gurulah yang membutuhkan murid. Bagaimanapun, sekolah harus tetap mempunyai haibah dan wibawa, bahwa muridlah yang membutuhkan guru. Murid yang membutuhkan sekolah. Sekolah harus tetap menjaga prinsip dan identitasnya. Jangan sampai sekolah kehilangan prinsip hanya karena ada wali murid yang memberikan bantuan lebih banyak, kemudian sekolah tidak berani bertindak tegas terhadap anaknya. Sekolah juga harus tegas dalam menerapkan disiplinnya. Jangan sampai takut kehilangan murid.

Dan yang paling penting, jangan sampai ada kesan guru membutuhkan bayaran dari murid.


Sabtu, 09 Januari 2010

Amerika Luncurkan Alat Pemindai?

Masih ingatkah Anda dengan berita beberapa pekan lalu? Berita tentang seorang warga Nigeria yang katanya sich mencoba melakukan aksi pengeboman di dalam pesawat milik Amerika. Namun aksi itu tidak berhasil, dan ia diringkus oleh bagian keamanan Amerika.

Benarkah berita tersebut? Atau…. Jangan-jangan itu hanya sebuah rekayasa Amerika sendiri? Sebuah scenario yang telah dirancang sedemikian rupa dengan kelicikannya? Dengan begitu mudahnyakah system pengamanan di bandara Amerika ditembus oleh seseorang yang membawa bom? Padahal Amerika merupakan negara yang terkenal dengan teknologinya yang luar biasa.

Lalu…. Apa yang terjadi setelah iu? Yups, Amerika meluncurkan dan menawarkan kepada negara-negara lain alat pemindai yang dipasang di bandara-bandara yang mampu memeriksa setiap penumpang pesawat secara detail dan mendalam. Kok cepet banget ya pemunculan alatnya?

Peristiwa itu sejenis dengan munculnya virus flu burung, juga virus antrax, lalu beberapa waktu kemudian Amerika Serikat menawarkan vaksin flu burung juga antrax. Tentu saja Amerika meraup banyak keuntungan.

Pelarangan Burka di Prancis

Lagi-lagi Prancis. Yups, diskriminasi agama. Kali ini Prancis akan membuat undang-undang yang melarang wanita muslimah memakai burka (cadar).Hmm….. mana ya Hak Asasi Manusia yang sering dikoar-koarkan oleh Barat?

“Burka harus dilarang untuk membela hak-hak kaum perempuan”, begitu kata Cope, Pemimpin partai UMP. (lihat di Republika edisi Ahad, 10 januari 2010).

Lucu, membela hak-hak kaum perempuan? Pembelaan yang bagaimana itu? Kok jadi mereka yang ribut dan sewot sich dengan pemakaian burka maupun jilbab, orang kita yang sebagai muslimah enjoy aja mengenakannya. Bahkan lebih terjaga malahan.

Yups, selalu saja seperti itu. Prancis, Cina, Rusia, Australia, Thailand dll. Ketika muslim menjadi minoritas di suatu negara maupun daerah, muslim didiskriminasi. Tiada persamaan hak dan kebebasan dalam menjalankan syariat agama. Bahkan sering terjadi penyiksaan terhadap minoritas muslim. Bandingkan dengan negara-megara ataupun daerah-daerah dimana umat Islam menjadi mayoritas.

HAMAS Dan Palestina

Selama ini Amerika Serikat menggembor-gemborkan kepada dunia sebuah citra buruk tentang HAMAS. Menganggap HAMAS sebagai suatu gerakan teroris.

Sebenarnya siapa yang pantas disebut teroris? Siapa yang melakukan penyerangan terlebih dahulu? Siapa yang melakukan pembantaian besar-besaran?

HAMAS sama sekali bukan gerakan teroris. HAMAS adalah gerakan pembelaan diri. Jihad untuk membebaskan tanah air. Bukankah telah diakui oleh semua undang-undang di seluruh negara, bahwa mengadakan pembelaan terhadap tanah air itu wajib? Ini tidak hanya diakui oleh hokum Islam sendiri. Barat pun mengakuinya.

Seringkali kita membela Palestina hanya dengan ucapan saja, tanpa ada tindakan nyata. Inilah yang menyebabkan umat Islam lemah, dan membuat Amerika dan Israel merasa kuat. Padahal, kekuatan mereka sebenarnya berada dalam kekuasaan Arab dan kaum muslimin. Khususnya bidang ekonomi. Di antara tujuan mereka menyerang negara-negara Islam adalah untuk menguasai perekonomian negara Islam. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT., bahwa mereka sungguh berambisi untuk hidup. Allah berfirman:


Mereka berperang untuk mencari hidup. Mereka tahu semua kekuatan mereka berada dalam genggaman kaum muslimin. Karena itu, cara terampuh untuk mengalahkan mereka adalah mengembargo ekonomi dan bekerjasama sesama kaum muslimin di segala penjuru.

Islam dating untuk memberikan kebaikan kepada semua manusia, bukan ditindas seperti saudara-saudara kita di Palestina. Kita mempunyai kewajiban mencegah kebodohan, baik dalam bidang tsaqofah, maunpun kebodohan agama yang tersebar di kalangan kaum muslimin. Tapi, manakala mereka membiarkan penjajahan terus berlangsung seperti yang terjadi di Palestina, kaum muslimin tak mampu berbuat apa-apa. Jangankan untuk membuat kemajuan dan penemuan-penemuan baru, hari-hari mereka disibukkan oleh perang dan ketidaknyamanan. Ini harus dihentikan. Kalau tidak, sekarang mungkin kaum muslimin di Palestina yang mengalami penjajahan, dan tidak mustahil hari-hari mendatang akan melanda kaum muslimin di belahan bumi lain.

Jumat, 08 Januari 2010

Tahun 2010

Memasuki tahun 2010.
Cepet banget ya.
Ga terasa....
Dah tua nih.
Umur pastinya semakin berkurang.

Harapan........
Pastinya semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemaren.
Amin.
Semua bermula dari hari ini.

Islam Radikal?

Barusan baca berita. Ada artikel yang menceritakan bahwa beberapa masjid di Solo dijadikan tempat pusat kegiatan Islam Radikal. Islam radikal? Islam ya Islam.

Perlu diketahui, julukan "Islam Radikal", "Islam fundamental", dan sebagainya, semuanya bersumber dari orang-orang barat juga dari para orientalis yang membenci Islam. tentu saja semua dilakukan untuk memberi citra buruk Islam dimata manusia, dan untuk memecah belah persatuan umat islam.

Kembali ke artikel. Aku sangat menyesalkan komentar salah seorang muslim, terkenal lagi orangnya. Ia ikut-ikutan mengangguk dengan berita tersebut, bahkan memberikan komentar yang kurang enak menurutku. Gini nih intinya "Kalau mereka menggunakan masjid sebagai markas kegiatan, mungkin mereka tidak punya uang untuk menyewa gedung".

Kita sebagai umat Islam hendaknya tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita dan doktrin-doktrin media massa yang cenderung memberi citra buruk terhadap Islam, dan berunsur memecah belah umat Islam.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak Diancam Dibunuh

"Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak diancam dibunuh", begitu berita yang kubaca hari ini. Who will kill him? Ancaman itu datang dari seorang Yahudi. Sebabnya? karena Ehud Barak menghentikan proyek pembangunan pemukiman Yahudi di tanah palestina.

Ternyata hal semacam itu bukan hanya sekali. Tahun 1995 juga pernah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ekstrimis yahudi terhadap Perdana Menteri Israel Yizhak Rabin, karena Yizhak Rabin melakukan perdamaian dengan Palestina. Ckcckckkkkkkk........... kayak gitu ya ternyata. Bahkan setingkat sesama Israel.

Mengapa?

Aku bertanya mengapa

Mengapa ketika gedung WTC di bom
Islam disalahkan?
Tanpa bukti yang nyata.
Rekayasa.
Dan kini setelah semua jelas,
Rekayasa terbongkar,
Kenapa sang pembuat rekayasa tetap bebas dengan kebohongannya?

Aku bertanya
Mana senjata massal yang dulu digembor-gemborkan?
Mana buktinya?
Ah, lagi-lagi omong kosong
Kebohongan.
Dusta.
Dan setelah semua kedustaan jelas.......
Dengan korban ratusan nyawa manusia.....
Mengapa sang pendusta tetap bebas?

Aku bertanya
Sebenarnya siapa yang teroris?!!!!!!!!
Siapaaaa?!!!!!
Siapa yang mengahalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya?
Siapa yang membantai ribuan nyawa untuk misi tak berperikemanusiaan itu?
Jawabnya adalah KAU!!!!!!!!

Seenaknya saja kau memberi julukan kepada Islam.
Terorislah, radikallah, fundamentallah.
Ah, otakmu benar-benar licik dan keji.
Kotor dan menjijikkan.
Entah berapa ratus tikus got yang tinggal di otak kotormu.

Aku bertanya.
Sebuah bom meledakkan daerah persawahan Israel.
Media massa heboh.
Lagi-lagi Islam dipersalahkan.
Padahal sebelumnya......
Puluhan rudal menghantam ratusan nyawa manusia di Palestina.
Dan mereka berpesta.
Mengapa kau menyalahkan Islam?

Seorang tentara Israel ditawan Tentara muslim.
Tentu tetap dengan perlakuan yang manusiawi.
Media massa.... gemparrrr......
Tapi ketika ratusan orang muslim ditahan di Guantanamo,
Dengan perlakuan yang sungguh tak manusiawi.
Mungkin jiwa kemanusiaannya telah hilang.
Dan semua tahu hal itu.
Mengapa media massa diam?
Mengapa PBB membisu?
Mana HAM yang selama ini kau gembor-gemborkan???!!!!!!!!!!!

Sembunyi kemana PBB ketika Palestina terisolasi dan dibantai habis-habisan?

Aku bertanya
Mengapa dunia diam atas segala kedustaan yang jelas- jelas nyata?
PBB........
Omong kosong!

Umat Islam?
Dimana?

Tembok Kematian


Yups, Koran Republika hari ini masih memberitakan seputar Paletina. Kali ini rakyat Palestina bentrok dengan tentara Mesir. Tentara Mesir ingin membangun tembok pembatas antara Palestina-Mesir. Tentu saja atas perintah dari Israel. Tembok pengisolasi juga tentunya. Dan pastinya rakyat Palestina menolak hal itu. Menyedihkan..... telah terjadi perpecahan di antara umat muslim sendiri.

Mungkin setan-setan saat ini sedang tertawa berpesta merayakan perselisihan itu.

Tembok Kematian, begitulah istilah tembok yang dibangun untuk mengisolasi Gaza. Heran, Kenapa Mesir justru mendukung hal ini? Mengapa Pemerintah Mesir lebih memihak Israel dari pada Palestina yang jelas-jelas saudara sebangsa Arab dan seiman? Mengapa Mesir memihak yang jelas-jelas salah? Dan Mengapa dunia diam?????...... Mana HAM yang selama ini digembor-gemborkan Amerika? Hah! Omong kosong!

Giliran AS terserang bom bunuh diri (Aku lebih suka menyebutnya dengan bom jihad, karena umat Islam tidak akan sampai melakukan hal semacam itu tanpa ada sebab dan tanpa ada yang memulai dalam penyerangan), media massa heboh, seakan Islam dipersalahkan. Tapi.... ketika umat Islam yang ditindas dan dibantai? mengapa dunia diam? mengapa media massa juga membisu?

Hukum di Indonesia



"Hukum di Indonesia, Kalamun Farigh", mantap banget kata-kata itu.
Yups, Hukum di Indonesia Omong Kosong.
Hukum di Indonesia tak mengenal apa itu benar apa itu salah.
Hukum di Indonesia hanya mengenal pembenaran jika ada uang.
Bukan kebenaran.
Tapi pembenaran.
Dan hanya mengenal kata-kata "kau yang salah" jika kau tak punya uang.
Hukum di Indonesia adalah bawahan uang.
Hakim mengangguk jika menatap uang.
Jaksa ngikut jika disodori uang.
Hukum Indonesia tunduk pada uang.

Jika kau berbuat salah dan punya banyak uang.... ah, tenang.... bayar saja hukum, selesai masalah!
Ketika para koruptor mencuri ratusan juta bahkan milyaran rupiah, Hukum indonesia berjalan seperti siput. Lelet...... pelan.... lambat........ dan berujung ketidak jelasan.
Mentang-mentang yang dihakimi orang kaya.

Beda lagi jika yang salah rakyat miskin.
Meskipun setingkat mencuri sebuah semangka.
Tindak sekarang juga.

Kenapa hukum di Indonesia membedakan antara yang kaya dan si miskin?
Ah, tidak adil!
Omong kosong!
Siapa dibalik hukum di Indonesia?

BEBERAPA AKTIVITAS ANGGOTA DPR


SSSSSttttttttt........... Anggota DPR mau sidang nih! Eh, kok pesertanya kursi sih? Halooo..... Bapak-Bapak DPR....... bersembunyi dimana engkauu....? Main petak umpetnya udah selesai.....

Huaahh........ enaknya tidur.....ZZZZZZZZZZ>>>>>..............




Tidur dulu ahh........... Ngantuk nih habis begadang.






sssstttt..... ini hadiah buat Anda..............



DPR dan.... (.......)... ah, ga usah ah! malu-maluin perempuan juga!

Kamis, 07 Januari 2010

"Bangsat"

Barusan baca koran Republika. Ada kalimat menarik di halaman pertama. Di rubrik Rehat. Gini nih kalo ga salah kalimatnya: "Ada ucapan 'bangsat' di DPR". Terus coment di bawahnya "Maklum, ada kutu loncat disana". Lucu.

Memang memalukan sih, setingkat DPR mengucapkan makian kasar seperti itu. Semoga rakyat tidak ikut-ikutan.

OPTIMIS Dan PANTANG MENYERAH.


Pernah merasa putus asa? Atau... merasa dalam kesulitan or banyak masalah? Kayak..... sakumu rata, susah belajar, bisnis bangkrut, or lagi patah hati ? (waduh, mati dong kalo hatinya patah?). Atau... kamu sedang dalam keraguan "Bisa ga ya.......???" "YUPS, KAMU BISA!" Just say to yourself that YOU CAN! Coz, dirimu adalah apa yang kamu pikirkan. Just think that you wil succes, so you will! Amin.

Tentunya kamu-kamu sudah tahu kan berapa kali Thomas Alfa Edison gagal dalam penelitiannya untuk menciptakan sebuah lampu pijar yang dapat menyala terang. Yups, ia telah mengalami kagagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Bukan
hanya itu saja. Ternyata, pada masa kecilnya, Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Hingga ibunya memberhentikannya dari sekolah dan mengajarnya sendiri di rumah. Di rumah dengan leluasa Edison kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Ibunya sendiri menyiapkan laboratorium kecil untuknya. Dan pada usia 12 tahun, ia bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Yups, itulah sekilas riwayat tentang Thomas Alfa Edison.

Pada saat Edison mencapai keberhasilannya dalam menciptakan lampu pijar, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab: “SAYA SUKSES, KARENA SAYA TELAH KEHABISAN APA YANG DISEBUT KEGAGALAN”. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahka
n saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab: “DENGAN KEGAGALAN TERSEBUT, SAYA MALAH MENGETAHUI RIBUAN CARA AGAR LAMPU TIDAK MENYALA”. Luar biasa, Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kaca mata yang sangat positif. Kegagalan bukan sebagai kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu tidak menyala.

Cara pandang positif Thomas Alfa Edison, tidak menyurutkan semangat, bahkan tetap mampu meyakinkan orang
lain untuk mendanai “Proyek Gagal” nya yang berulang-ulang. Ini juga satu hal yang luar biasa. Adakah kita mampu menyakinkan orang untuk mendanai riset kita yang telah gagal berulang-ulang?

Terus.....
pernah dengar tentang Orville dan Wilbur Wright? Yups, Tul! Mereka adalah dua bersaudara yang panyang menyerah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menciptakan sebuah pesawat terbang. Dan akhirnya besi berton-ton pun dapat terbang dengan kecepatan yang luar biasa. Semua berawal dari mimpi. Mimpi untuk bisa terbang seperti burung.

Eh, mereka itu orang-orang Barat lho. How about us?
So, buat k
ita semua, JUST BE OPTIMIS!
KALAU
KAU MENYERAH KALAH KARENA TAK MENEMUKAN JALAN KELUAR, LANTAS KAU KEMANAKAN ALLAH?

Pernahkah Engkau?

Pernahkah engkau ingin meluapkan apa yang ada di pikiranmu? Atau apa yang ada di hatimu? Atau apa yang ada di rasamu? Namun.......................................... kau hanya mampu mematung............dengan pandangan kosong...........dan................ (ah, kok jadi sentimentil gini sich!)

Lenyap

Mana mata?
Mana hati?
Mana senyum?
Mana tawa?
Mana iman?
Mana keceriaan?
Mana kebeningan?
Mana kepolosan?
Mana motivasi?
Mana semangat?
Mana langkah dulu?
Mana jalan lurus dulu?
Mana canda?
Mana ruh?
Mana cerah?

Gelap...............
Kaku.........
Semua mati!

Dan berubah menjadi ruang hampa........
Tanpa nyawa..........

Siapa Aku?

AAAAAAAAA...........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
'azamtu an ashoha bi'ala shouti
Liyasma'a maa fissama' !!!!!!!!!!!
Wa liya'rifa maa fiil 'alam.............................................

Dan jiwa.......................
Kosong..........................

Sometimes.......
I don't know who am I?
Who?
What for?

Kehilangan jiwa........
Akal..............

Laksana menunggu kematian
Di ujung jembatan...........
Menghirup ketidaksadaran....................................

Atau.... mungkin....... ketiadaan lebih baik?

Hmmmmmm

Senin, 04 Januari 2010

Semangat pagi.

Pukul tiga pagi.
Seorang teman membagunkanku.
Alhamdulillah....
Masih ada nyawa di detik ini.
Semangat.....
Bergeraklah!
Karena dalam setiap gerakan ada berkah.

Tegakkan jasad
Langkahkan kaki
Rasakan segar air
Awali hari ini dengan menghadapNya
Ada nikmat batin yang tak bisa terungkap.
Ada semangat hidup.
Semoga tetap istiqomah.
Semoga mendapat ridhoNya.
Mendapat berkahNya.

Sabtu, 02 Januari 2010

Manfaat Ngeblog



Beberapa hari lalu sempat baca blog tentang manfaat ngeblog. Ternyata emang banyak juga sich manfaat ngeblog. Meskipun sebenarnya buang-buang uang dan waktu juga. Berikut ini diantara manfaat ngeblok that I feel:
  • Dapat mengekspresikan dan mencurahkan pikiran kita, coment kita, ide kita, and anything in our mind. Yups, dari pada disimpan sendiri, kali aja ada manfaatnya buat orang lain.
  • As tempat curhat. Hehehee.... dari pada bingung mo curhat kemana.
  • Mengasah otak kita untuk terus berkarya.
  • Blog juga bisa jadi media dakwah buat kita. Cayo-cayo! Terus berdakwah lewat blog!
  • Nambah wawasan pastinya.
  • Untuk mengisi waktu luang.
  • Ngilangin stress.
  • Toek mengenang cerita hidup kita. Karena bisa jadi sepuluh tahun yang akan datang nanti.... blog kita menjadi suatu karya dan kenangan manis masa muda kita.
Dan mungkin masih buanyaaak...manfaat ngeblog lainnya yang kamu rasa that I haven't felt it yet.

Jumat, 01 Januari 2010

OZIE..........


"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rooji'uun"
HIKS... HIKS.. HIKSSS...
Telah meninggal OZI, ikan kesayangan Arie, tepat pada tanggal 1 Januari 2010 pukul 17.15 WIB.
Kami selaku temen-temen Arie turut berduka cita atas meninggalnya OZI.
Semoga Arie dapat pengganti OZI yang baru. Amin.