AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 31 Januari 2011

Bersyukur...


Ketika engkau sedang tidak punya uang...
Bersyukurlah...
Ingat...
disana banyak yang kesusahan untuk makan detik ini
Disana banyak yang kelaparan.
Bersyukurlah... karena engkau masih punya tempat untuk bernaung
Bersyukurlah ... karena engkau masih hidup.

Ketika engkau sedang merasa berat dan kesusahan atas pekerjaanmu...
Bersyukurlah...
Ingat...
Disana banyak penganguran yang kebingungan.

bersyukur...
Bersyukur disrtai usaha untuk terus meningkatkan diri.

Banggakah?

Ia bangga menjadi ank pejabat
kan Bapakku kaya, punya banyak uang

Ia bangga menjadi anak koruptor
yang penting punya banyak uang

Dan mereka menghormat pada koruptor
Tunduk.
Takluk.
uang uang....

Koruptor dipenjara sesaat lalu bebas.
Mau jalan-jalan juga silahkan.
uang uang....

Nama koruptor tetap berjaya.
kan ada uang yang membersihkan namanya.

Begitulah kalau penilaian manusia didasarkan pada uang.
Semua berorientasi pada uang.
Dan otak manusia hanya dipenuhi uang.
Tanpa peduli halal atau haram.
Seakan harga diri bisa dibeli dengan uang.

Selanjutnya... silahkan pilih
kau yang menguasai uang
Atau uang yang menguasaimu
Kau yang takluk pada uang
Atau uang yang takluk padamu.

Logika Kalah

Logika mengatakan ini tidak masuk akal
namun realita menjawab
Logika tak selamanya benar
Ada banyak hal yang tak mampu dijawab logika

إنّما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون

Diskriminasi


Diskriminasi bertahta
Hai kau yang punya banyak uang
hai kau yang punya kekuasaan

Jangan sampai mata ini menatap uang
Jangan sampai mata ini mnilai kekuasaan
jangan sampai mata ini tertutup duniawi

Minggu, 16 Januari 2011

Kejujuran...

Anak remaja itu berjalan di antara hiruk pikuk manusia. Semua sibuk dengan urusan masing-masing. Tak ada yang mengajaknya bicara ataupun hanya sekedar menyapanya. Dan anak tersebut terus berjalan entah kemana. Mungkin ia hendak mencari sesuap nasi atau secuil makanan yang bisa mengganjal perutnya yang terus berteriak perih sejak tadi pagi hingga malam ini.

Namun... tiba-tiba kakinya berhenti melangkah. Dilihatnya lembaran uang yang trgeletak tepat di dekat kakinya. Dipungutnya uang tersebut. "Lima belas ribu.", ujarnya dalam hati. Nuraninya berkecamuk. Akankah ia mengambil uang temuan tersebut lalu menukarkannya dengan sesuap nasi, lalu membuat setan-setan tertawa karena dengan begitu darah haram telah mengalir dalam tubuhnya. Atau... ia serahkan saja uang tersebut kepada bagia operator untuk diumumkan siapa gerangan sang pemilik uang.

Dan setan mungkin kecewa, karena anak tersebut memilih pilihan yang kedua. Ia melangkah menuju kantor operator untuk menyerahkan uang temuannya tersebut.

Baru melangkah sekitar 100 meter, kembali langkahnya terhenti. Aneh, untuk kedua kalinya ia menemukan uang. Ya, dalam waktu yang hampir bersamaan. Kembali dipungutnya uang tersebut. Enam puluh ribu. Lebih besar dari uang yang ia temukan sebelumnya. "Apakah ini sebuah ujian?", pikirnya dalam hati. Ia semakin mantap untuk melangkah menuju kantor operator.

Tiba di kantor operator, ia menyerahkan uang temuannya tersebut. "tadi saya menemukan uang di jalan. 15 ribu di jalan depan maghrib. Yang 60 ribu di jalan antara Andalusia dan KOPDA.", jelasnya kepada sang operator.

Selesai dari kantor operator, ia melangkah menuju masjid yang letaknya tak jauh dari kantor operator. Ia duduk termenung di beranda masjid. Sayup-sayup ia dengarkan suara sang operator memberikan pengumuman. Ada rasa lapar mengiris perutnya. namun lebih dari itu, ada rasa nikmat, puas, dan kebanggaan tersembunyi dalam hatinya. Sebuah kebanggaan yang mahal harganya.

Senin, 03 Januari 2011

Bukan....

Bukan cerita pewayangan
Bukan pula cerita roman picisan
Bukan novel murahan
Bukan pula film pasaran

Ini realita
Yang terlukis dalam rasa

Aku dan Dia

Detik ini mungkin kita lengah
Lali dari-Nya
Tiada nikmat kala menghadap-Nya

Namun...
Bisa jadi suatu saat nanti
Kita rindu untuk rukuk kepada-Nya
bersujud menghadap-Nya
Berbincang dengan-Nya
Akui segala kehinaan di hadap-Nya
Berserah diri pada-Nya

Inna sholati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi Robbil a'lamin....
Hmmm... so sweat.......

Siluet

Siluet menyapa dalam kehampaan
Hadirkan sebentuk rasa
Tawarkan secangkir senyuman
Lalu menoreh luka membara

Aku terhanyut dalam kegelapan
Bersama siluet pekat mematikan
Aku ilalang lemah
Patah terbelai buaian bayu sang perayu

Mencoba tegak kembali
Mencari jati diri yang dulu
Ilalang ceria yang bebas bergerak
Melukis warna-warni pelangi ceria

Aku Terpasung

Aku terpasung di panggung kebodohan
Menjadi sosok yang bodoh
dan dibodohi
Ah, bodohnya aku

Harusnya aku tak boleh seperti ini
Harusnya aku tetap tegak
Harusnya aku tak menjerumuskan diri dalam permainan semu ini
Yang hanya menghancurkan diri

Minggu, 02 Januari 2011

Hawa Nafsu

"Hawa nafsu itu penting, karena tanpa ini tidak akan ada kehidupan, tidak akan ada gairah ataupun motivasi. Nafsu itu bukan untuk ditahan, tapi harus bisa dikendalikan dan digunakan secara proporsional. Ooh ternyata Hawa Nafsu, bukan Adam Nafsu"
makanya kami menolak bersujud pada Adam!
[daZZallucifer]


MAHASISWA YANG NGALAHIN DOSENNYA

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".

"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan".

"Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?".

"Tentu saja," jawab si Profesor,

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.

Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.

Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.

Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.

Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.

Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.

Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.

Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Siapakah mahasiswa tersebut???

ALBERT EINSTEIN

dikutip dari Kadabra Abra