AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Jumat, 29 Januari 2016

GAFATAR





Beberapa hari ini layar televisi banyak memberitakan tentang sebuah organisasi yang disebut Gafatar, Gerakan Fajar Nusantara. Nama yang cukup bagus.
 Entah apa tujuan sebenarnya dari para pendiri GAFATAR. Siapa pula dibalik gerakan Gafatar ini. Siapa yang memback up dan mendanai mereka. Bujuk rayu apa yang mereka lakukan sehingga banyak orang-orang dengan mudah tertarik masuk di dalamnya? Terkadang suatu organisasi yang punya tujuan buruk atau organisasi yang sesat bisa melakukan berbagai cara untuk dapat merekrut anggota, termasuk mengatasnamakan organisasi sosial,memberikan bantuan dan lain-lain. Kalau anggotanya sudah benar-benar percaya, barulah mereka akan membuka topeng, menunjukkan aksinya secara terang-terangan. Apakah gerakan ini sengaja dimunculkan untuk merusak agama Islam yang sebenarnya? Ataukah mereka ingin memecah belah persatuan umat Islam? Sudahkah para pendiri dan orang-orang penting Gafatar ditangkap? Jangan Cuma para korban dan masyarakat saja yang diharuskan untuk kembali ke daerah asalnya. Yang paling penting adalah kepalanya. Sudahkah kepalanya ditangkap? Termasuk orang-orang dan perusahaan yang mendanainya. Mengapa Pemprov tidak mengetahui adanya 2000 orang yang pindah ke daerahnya? Atau jangan-jangan Pemprov terlibat di dalamnya sehingga mereka tetap membisu dan menulikan telinga?
MUI bilang GAFATAR merupakan organisasi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena menurut GAFATAR, sholat bukanlah ibadah yang wajib, bunyi syahadat dalam GAFATAR pun tidak sama dengan syahadat yang disyariatkan dalam agama Islam. 

Rabu, 20 Januari 2016

Pengeboman di Jalan Thamrin, ISIS kah?



Kamis kemaren, 14 Januari 2016, Jalan Thamrin, Teror mewarnai Jakarta Pusat. Terjadi pengeboman disertai baku tembak antara polisi dan pelaku pengeboman. Televisi maupun social media ramai memberitakan peristiwa terror tersebut.
Banyak pertanyaan memenuhi otakku
1.      Siapa sebenarnya di balik terror tersebut?
2.      Apa tujuan sang pelaku? Hanya untuk menakut-nakuti atau ada modus lain?
3.      Benarkah ini bagian dari ISIS?
4.      Mengapa starbuck yang dijadikan tempat pengeboman?
5.      Starbuck milik Yahudikah?
6.      Apakah ada modus lain, seperti pengalihan issu dari Freeport?
7.      Benarkah Sosok Bahrun Naim terlibat dalam hal ini? Atau jangan-jangan itu hanya spekulasi saja?
8.      Siapa sebenarnya Bahrun Naim?
9.      Siapa yang mendanai mereka? Tentu senjata dan bom-bom itu tidaklah murah.
10.  Jika ini bagian dari ISIS, Siapa dibalik ISIS? Siapa yang mempersenjatainya? Siapa yang mendanainya? Senjata dan bom-bom bukanlah barang murah. Pasti perusahaan-perusahaan besar, Apakah Amerika Serikat dibalik semua ini? Ingin mengacaukan wilayah timur tengah dan Negara-negara mayoritas berpenduduk muslim dengan memperalat umat muslim sendiri, menjadikan umat muslim sebagai boneka untuk memecahbelah umat muslim sendiri dengan dalih dan doktrin-doktrin jihad yang salah. Wallahu A’lam.
11.  Siapa sebenarnya Abu Bakar Al-Baghdadi? Benarkah dia sebenarnya bagian dari Yahudi?
12.  Mengapa Tentara dan Inteligent Amerika Serikat tidak segera menangkap Abu bakar Al-Baghdadi? Mengapa begitu lama belum tertangkap? Bukankah Tentara AS begitu mudah menangkap Usama bin Laden, Sadam Husein, membunuh para pejuang-pejuang Palestina. Aneh!

Hidup penuh dengan konspirasi. Wa’Allahu A’lam

Sabtu, 09 Januari 2016

Salim Kancil........

ILC kembali menayangkan diskusi tentang peristiwa pembunuhan Salim Kancil. Dan aku tak bosan untuk kembali menyaksikannya. Kudengarkan cerita tentang pengeroyokan terhadap Salim Kancil dan topan. Kubayangkan cangkul digunakan untuk mencangkul kepala Salim, disetrum. Sadis, Tak berperikemanusiaan. Hilang kemana hati nurani mereka? Tergerus oleh pasir mungkin.
            Kisah Salim Kancil benar-benar menjadi suatu bukti nyata tidak bergunanya suatu pemerintahan. Kemana dirimu Pak Camat dan aparatnya? Kemana dirimu Pak Bupati, Pak Wakil Bupati? Kemana dirimu Pak Kapolsek, kapolres dan kapolda? Kemana dirimu anggota DPRD?  Apakah selama ini kau tak tahu disana ada penambangan liar yang merusak sawah-sawah warga, merusak SDA kita? Ah, tidak mungkin kau tidak tahu, penambangan itu sudah bertahun-tahun, bukan cuma beberapa hari. Setiap hari ada 300 truk berkeliaran di jalan raya mengangkut pasir, mustahil kau tak melihatnya. Kecuali jika selama bertahun-tahun ini kerjaanmu hanya bersemedi di dalam rumah saja. Mengapa kau diam seakan tak peduli? Apakah para penambang itu memberimu uang hingga kau hanya bisa diam menatap saja? Mengapa kau tidak melakukan tindakan tegas? Haruskah kau menunggu nyawa melayang baru kau bertindak? Untuk apa ada pemerintah jika keluhan warga diabaikan? Apakah kau telah lupa sumpahmu dulu? Atau jangan-jangan kau menjadi pejabat negara karna uang, bukan atas dasar pengabdian kepada masyarakat? Jangan-jangan kau bertindak ini pun karna kau takut rahasia keterlibatanmu terbongkar?
            Hari ini aku menyaksikan suatu potret kehidupan, Pasir jauh lebih berharga daripada nyawa. Dahsyat sekali pengaruh sang Kepala Desa hingga balai desa menjadi tempat pembunuhan secara terang-terangan. Mungkin sang Kepala Desa punya uang milyaran atau trilyunan hingga ia dengan mudah membayar siapapun untuk melenyapkan nyawa manusia, dan tak satupun berani melawan. Semua hanya menatap, membisu, dan terdiam. Kalaupun terpaksa bicara, mereka akan bilang ”saya tidak tahu”.
            Mari kita ikuti dan lihat ending cerita ini. Berapa lama polisi berhasil mengusut dan menghukum orang-orang dibalik pembunuhan dan penambangan liar ini. Satu tahun, dua tahun, lima tahun, atau….. sepuluh tahun? Siapa saja yang dihukum. Beranikah polisi mengusut dan menghukum aparat pemerintahan yang ikut menerima gratifikasi dari penambangan liar ini? Prediksiku sih gak akan. Paling Cuma kepala desa dan segelintir tim 12nya saja yang dihukum.
            Sampai kapan aparat hukum dan pemerintahan Indonesia terus begini?! Jika aparat hukum dan pemerintah terus begini, dapat dipastikan suatu saat nanti akan ada korban-korban lagi yang menyusul Salmi kancil.