AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 05 Maret 2016

Potret Pendidikan Jaman Sekarang



Pendidikan tak lagi bernilai keikhlasan
Tak mengenal ikhlas mendidik dan ikhlas dididik
Nilai kejujuran menjadi hal yang asing
Hanya bisnis menjadi warna
Bukan bagaimana nilai pendidikan
Namun lebih penting berapa siswa didapat
Sekolah takut kehilangan siswa
Siswa tak suka dikekang dengan peraturan dan moral
Guru tak punya kuasa
Guru takut dengan wali murid
Dilema…..
Mau diam….. siswa sudah kurang ajar
Mau bertindak…. Nanti dilaporkan melanggar HAM
Haruskah membiarkan moral siswa merajalela
Cuek….
Asalkan mereka tak pindah sekolah
Haruskah membiarkan mereka tak mengenal manisnya nilai kejujuran
Asalkan mereka senang dan mendapat nilai memuaskan??