AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 16 September 2017

Bismillah, Hadapi...


Terkadang kita diharuskan untuk menghadapi kenyataan.
Kenyataan yang dalam prediksi kita akan sarat dengan kesusahan.

Namun, kita harus mengambil jalan itu.
Kita harus mencoba untuk terus menerjangnya.
Menebas semak belukar untuk terus mencari jalan lain.
Karena kita tidak bisa lari dari kenyataan itu.

Bismillah, kita ambil jalan terjal itu.
Terus berusaha dan bertawakkal kepada-Nya.
Semoga kita selalu berada dalam ridho dan petunjuk-Nya.

Jumat, 08 September 2017

Bagaimana Indonesia Bisa Maju




Bagaimana Indonesia Bisa Maju
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika pejabat-pejabat pemerintahnya masih bermental maling.
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika untuk menjadi PNS kita harus booking dulu ratusan juta, bukan karena kompetensi yang dimiliki
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika para siswa bebas menyontek saat ujian
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika akhlak anak-anak rusak tak terarahkan
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika para orang tua tak bisa menjadi teladan
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika orang-orang di lembaga hukum dan pengadilan masih diiisi dengan orang-orang yang bermental suap dan tamak. Tak peduli halal dan haram
Bagaimana Indonesia bisa maju, bila birokrasi di Indonesia terus-terusan dipersulit jika tanpa uang pelicin
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika syarat untuk menjadi pemimpin harus siapkan ratusan juta bahkan milyaran rupiah
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika para pemimpinnya hanya mengobral janji palsu 
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika untuk masuk rumah sakit berkualitas baik, kita harus punya kantong tebal
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika pendidikan tinggi hanya bisa diraih oleh orang-orang berduit
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika perusahaan-perusahaan raksasa semakin menggilas usaha-usaha kecil dan menengah
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika yang berkuasa dialah sang pemenang, tak masalah benar atau salah
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika aset-aset Indonesia terus tergerus dikuasai oleh bangsa asing
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika mental generasi penerusnya hancur karena narkoba dan pornografi.
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika kemaksiatan terus merajalela
Bagaimana Indonesia bisa maju, jika rakyatnya lupa dengan Tuhan-Nya

Sabtu, 8 April 2017
Oleh Luluk Faidah


Sabtu, 06 Mei 2017

Merenung Sejenak...............

Pernahkah nita bertanya?
Mengapa kita ada di dunia ini?
Untuk apa kita diciptakan di dunia ini?
Apa yang harus kita lakukan di dunia ini?
Kemana kita setelah ajal menjemput?
Jasad ini hancur
Lantas kemana perginya ruh?
Mengapa kita mendiami jasad ini?
Mengapa jasad mati setelah jantung berhenti berdetak dan darah tiada mengalir?
Apakah ruh berkaitan erat dengan jantung dan darah?

Kudengar ada kehidupan lain setelah kehidupan dunia.
Dan kudengar ada alam akhirat, tempat manusia menerima balasan atas perbuatannya di dunia.
Aku percaya itu ..................

Anehnya..... di usiaku yang semakin menua, aku masih saja lalai
Tak segera beranjak menghadap-Mu, meskipun panggilan-Mu telah kudengar
Aku lebih mementingkan urusan duniaku dan rasa malasku.
Aku terus dan terus terlena dengan keindahan dunia yang fana.
Hingga aku tak menyempatkan waktu untuk membaca kalam-Mu.
Aku terhanyut dalam kemalasan dan kenikmatan dunia, hingga tak menghadap-Mu di malam-malamku.
Aku lalai dan selalu lalai tak mengingat-Mu.
Aku sungguh hina di hadapan-Mu, namun kasih sayang dan rahmat-Mu selalu mengalir di setiap detikku.....
Ampuni hamba yaa Robbb.....