AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 11 Agustus 2009

Tawadhu'


"Tawadho' takun kannajmi laaha linadzirin 'alaa shofahaatil maai wa huwa rofii'un, walaa takun kaddukhoni ya'lu binafsihi 'alaa thobaqootil jawwi wahuwa wadhiiun"

Jadilah kamu seperti bintang, tampak rendah dan kecil di atas genangan air. Namun sesungguhnya tinggi dan jauh lebih besar dari pada bumi. Janganlah kamu seperti awan, tampak tinggi di atas, padahal sebenarnya rendah.

Kadang kita merasa diri kita jauh lebih baik dari orang lain, sehingga kita sombong dan meremehkan orang lain, menganggap orang lain bodoh dll...... padahal belum tentu hakikatnya demikian. Setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebagai contoh:

Seorang doktor yang sukses dalam bidang akademisnya naik sebuah perahu yang dibawa oleh seorang nelayan yang tidak pernah sama sekali belajar. Di atas sungai yang tenang tanpa ombak, sang doktor berkata:


Doktor : "Pak........! apakah Bapak bisa membaca?"
Nelayan : " Tidak bisa Pak"
Doktor : " Pak......! apakah anda bisa menulis?"
Nelayan : " Tidak bisa juga Pak"
Doktor : "Ah, gimana? jadi Bapak itu bodoh ya...? tidak ada ilmunya.....!"
Nelayan hanya berdiam diri menyimak celotehan doktor tersebut.

Di tengah perjalanan melewati arus sungai yang deras ombaknya, perahu tersebut menjadi goyang karena diterpa ombak. Si doktor mulai kebingungan dengan apa yang terjadi, kemudian ia berkata:
Doktor :" Ada apa Pak.....!?"
Nelayan :" Biasa Pak goyang, tapi biasanya juga perahunya terbalik......"(sambil senyum nelayan itu menjawab)
Doktor :" Biasa gimana.....? Kalau terbalik beneran gimana....?"
Nelayan :" Bukannya Bapak orang pintar....? Bisa segalanya...?...... Bapak bisa berenang?" (tanya balik nelayan sambil tersenyum)
Doktor :"Tidak bisa...." (sambil dipenuhi rasa malu sang doktor menjawab).
Nelayan :(Berkata dalam hatinya "Pak....Pak.... makanya... jangan sombong dulu....!")

Nyata sudah dari cerita di atas bahwasanya seorang yang tidak pernah sekolah pun mempunyai kelebihan dari pada orang yang sudah sukses dalam bidang akademisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar