6 Agustus
2011
Hari ini aku mendapat pelajaran yang sangat berharga.
Pelajaran agar aku bersyukur. Agar aku tidak kufur nikmat.
Yups, kala aku merasa sendiri menjalani hidup ini. Tak
ada saudara maupun keluarga dekat yang menjengukku, seperti teman-temanku yang
dikunjungi keluarganya, saudara-saudaranya, bulek pakliknya. Ah, ingin rasanya
aku seperti itu. Dijenguk, dirangkul, dido’akan, hangat. Penuh dengan nuansa
kekeluargaan. Saling menyayangi dan memperhatikan. “Kapan ya kakakku
menjengukku?”, harapku sekilas. “Ah, aku tidak boleh egois. Semua punya
kesibukan masing-masing.”, tepisku agar aku tetap berpositif thinking.
Dan petang ini anak itu datang. Penuh dengan kesopanan.
Kesopanan yang wajar. Tulus. Bukan pura-pura. Juga bukan untuk berPDKT ataupun caper.
Zainab namanya. Oh, ternyata dia tidak sendiri. Ada orang
lain di belakangnya. Zaitu. Awalnya kupikir mereka kembar. Eh, ternyata bukan.
Tapi emang mirip banget.
Zaenab dan zaitun. Ah, aku salut dengan mereka. Salut
dengan prinsip yang mereka pegang. Kemandirian, kejujuran dan kesungguhan yang
luar biasa. Kejujuran dan kesungguhan dalam belajar yang membuatku salut. Penuh
dengan semangat dan pantang menyerah. Yups, mereka benar-benar hebat. Mereka
jauh lenih kuat dariku.
Ya, ketika aku berandai-andai dan merenungi diriku yang
sendirian, Allah mengirimku sebuah cermin. Cermin yang bernama Zainab dan
Zaitun. Agar aku berkaca pada mereka berdua. Seakan Allah berkata kepadaku,
“Itu Lho Luk! Lihat! Renungkan! Zainab dan Zaitun yang tak pernah pulang selama
empat tahun dan hanya dijenguk sekali! Bersyukur Luk! Bersyukur!”
Dan akupun asik berbincang dengan mereka. Mendengar
cerita dan kisah hidup mereka berdua. Cerita tentang bapak ibu mereka. Mereka
daftar ke pondok diantar Bapaknya, dan hanya ditunggui satu jam, setelah itu
langsung ditinggal. Kok hampir mirip ya denganku. Daftar langsung ditinggal.
Segala perlengkapan urus sendiri. Cari teman. Urus sama temannya. Mungkin biar
mandiri.
Terimakasih ya Rabb atas pelajaran hidup yang sangat
berharga yang kau berikan pada hamba petang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar