Rabu, 02 Januari 2019
Saat-saat
terindah adalah saat dimana kita bisa berkumpul dan bertemu dengan orang-orang
yang kita cintai, tentunya dalam suasana yang penuh rasa sayang dan cinta.
Begitu
pula yang terjadi kemaren, saat aku naik GoJek pribadi Gratis dengan pak sopir
sang suami, jurusan Lamongan- Surabaya. Saat yang sangat membahagiakan.
Meskipun kami tidak naik mobil mewah, namun rasa bahagiaku mungkin tak kalah
dengan mereka yang sedang menaiki mobil-mobil mewah yang bersliweran di
sampingku. Dan aku tahu sekarang…. Rasa bahagia itu bukan bersumber dari
mewahnya mobil.
Sambil
tangan kiriku memegang erat suami, tangan kananku mengambil permen di dalam
saku jaketku. Kubuka dengan gigiku. Sempat terbersit di otakku untuk membuang
bungkus permen yang kumakan di jalan yang sedang kulewati sambil lalu. Namun
urung, Alhamdulillah, “Dhomir”ku masih jalan. Sifat baikku menang. Kumasukkan
kembali bungkus permen itu ke dalam jaketku. “Nanti sajalah kalau sudah sampai,
buang di tempat sampah. Masa kalah sih Luk sama orang Jepang. Mereka yang non
muslim saja begitu disiplin dalam hal membuang sampah. Masa dirimu yang mengaku
sebagai muslim membuang sampah sembarangan. Mau bilang apa entar gue sama
malaikat?!” Ujarku dalam hati.
Satu
lagi peristiwa yang masih kuingat dalam perjalanan kami kemaren. Ya, sempat
kulihat kecelakaan sepeda motor tidak jauh di depan kami. Dua orang bapak-bapak
berboncengan harus jatuh dari motornya akibat bersenggolan dengan mobil elit
dari belakangnya. Suasana saat itu memang jalanan padat merayap. Bapak yang
jatuh dari motor langsung bangkit. Sambil berjalan terseok dia menggedor kaca
jendela mobil yang menabraknya sambil marah-marah. Sempat kulihat lengan sang
bapak berdarah. Cuku parah. Namun sang pemilik mobil tak jua membuka jendela.
Mungkin dia merasa ketakutan. Untung saja ada warga yang menenangkan. Yup,
kembali aku diingatkan bahwa ketenangan dan kebahagiaan hati tidak bisa dibeli
dengan mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar