AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 14 Desember 2024

Harapan, Cita-Cita

Ya Robb, hamba ingin memiliki rumah, membeli tanah, membangun rumah tembok yang kuat, yang aman, tidak lagi bocor-bocor disana sini saat hujan. Tidak lagi kemasukan air dari bawah saat hujan. Tidak lagi ketakutan atap terbang terbawa angin. Tidak lagi takut konslet listrik, takut roboh karena bangunan kayu yang sudah tua.

Ya Robb, hamba belum punya uang. Barusan kami menanyakan harga tanah, tapi tabungan kami masih jauuh dari cukup untuk membelinya.

Ya Robb Yang Maha Kaya, tenangkan hati hamba. Datangkan rizkiMu kepada hamba dari jalan yang tak disangka-sangka, dalam waktu yang cepat. Ya Rabb, hanya kepadaMu hamba bergantung. Ya Rabb pemilik seluruh kekayaan di alam ini, berikan hamba rizki untuk bisa membeli tanah dan rumah yang hamba maksud, agar hati ini tenang dalam menjalankan dakwah mendidik anak-anak kami. Ya Robb, kabulkan permohonan hamba. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar