ILC kembali menayangkan diskusi tentang peristiwa pembunuhan
Salim Kancil. Dan aku tak bosan untuk kembali menyaksikannya. Kudengarkan
cerita tentang pengeroyokan terhadap Salim Kancil dan topan. Kubayangkan
cangkul digunakan untuk mencangkul kepala Salim, disetrum. Sadis, Tak
berperikemanusiaan. Hilang kemana hati nurani mereka? Tergerus oleh pasir
mungkin.
Kisah Salim
Kancil benar-benar menjadi suatu bukti nyata tidak bergunanya suatu
pemerintahan. Kemana dirimu Pak Camat dan aparatnya? Kemana dirimu Pak Bupati,
Pak Wakil Bupati? Kemana dirimu Pak Kapolsek, kapolres dan kapolda? Kemana
dirimu anggota DPRD? Apakah selama ini
kau tak tahu disana ada penambangan liar yang merusak sawah-sawah warga,
merusak SDA kita? Ah, tidak mungkin kau tidak tahu, penambangan itu sudah
bertahun-tahun, bukan cuma beberapa hari. Setiap hari ada 300 truk berkeliaran
di jalan raya mengangkut pasir, mustahil kau tak melihatnya. Kecuali jika
selama bertahun-tahun ini kerjaanmu hanya bersemedi di dalam rumah saja. Mengapa
kau diam seakan tak peduli? Apakah para penambang itu memberimu uang hingga kau
hanya bisa diam menatap saja? Mengapa kau tidak melakukan tindakan tegas?
Haruskah kau menunggu nyawa melayang baru kau bertindak? Untuk apa ada pemerintah
jika keluhan warga diabaikan? Apakah kau telah lupa sumpahmu dulu? Atau
jangan-jangan kau menjadi pejabat negara karna uang, bukan atas dasar
pengabdian kepada masyarakat? Jangan-jangan kau bertindak ini pun karna kau
takut rahasia keterlibatanmu terbongkar?
Hari ini aku
menyaksikan suatu potret kehidupan, Pasir jauh lebih berharga daripada nyawa.
Dahsyat sekali pengaruh sang Kepala Desa hingga balai desa menjadi tempat
pembunuhan secara terang-terangan. Mungkin sang Kepala Desa punya uang milyaran
atau trilyunan hingga ia dengan mudah membayar siapapun untuk melenyapkan nyawa
manusia, dan tak satupun berani melawan. Semua hanya menatap, membisu, dan
terdiam. Kalaupun terpaksa bicara, mereka akan bilang ”saya tidak tahu”.
Mari kita ikuti
dan lihat ending cerita ini. Berapa lama polisi berhasil mengusut dan menghukum
orang-orang dibalik pembunuhan dan penambangan liar ini. Satu tahun, dua tahun,
lima tahun, atau….. sepuluh tahun? Siapa saja yang dihukum. Beranikah polisi
mengusut dan menghukum aparat pemerintahan yang ikut menerima gratifikasi dari
penambangan liar ini? Prediksiku sih gak akan. Paling Cuma kepala desa dan
segelintir tim 12nya saja yang dihukum.
Sampai kapan
aparat hukum dan pemerintahan Indonesia terus begini?! Jika aparat hukum dan pemerintah
terus begini, dapat dipastikan suatu saat nanti akan ada korban-korban lagi
yang menyusul Salmi kancil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar