Suatu
hari seorang pria muda berumur sekitar 30 tahunan tengah duduk di dalam bus
umum. Bus tersebut lumayan ramai. Semua tempat duduk terisi penuh. Namun, sopir
dan kondektur bus tampaknya tak rela membiarkan jalan kecil antara deretan
kursi dalam bus kosong. Beberapa penumpang beridiri karena tak mendapatkan
tempat duduk. Hingga ada seorang nenek tua menaiki bus. Karena semua kursi
penuh, terpaksa si nenek tersebut berdiri. Si nenek berdiri di dekat pria muda tersebut.
Dan pria muda tersebut hanya melihat sekilas. Cuek. Entah apa yang dia
pikirkan. 5 menit bus melaju, 10 menit hingga 30 menit. Tak seorangpun
memberikan tempat duduknya untuk sang nenek.
Bus berhenti kembali. Seorang
penumpang menaiki bus. Kali ini yang naik bukan lagi nenek tua. Tapi seorang
bapak umur 40 tahunan. Sang bapak mengenakan kemeja rapi dan jas necis. Ia
melihat ke seluruh penumpang. Ah, dia menemukan seseorang yang sepertinya tak
asing baginya.
“Doni”, sapa sang bapak kepada
seorang pria muda yang tengah duduk manis di atas kursi. O... nama pria muda
tadi Doni.
“Eh, Pak?”, Doni tampak terkejut
melihat bapak tersebut. “Kenapa mobil Bapak, kok naik bus kota?”, tanya Doni
“Ah, mobilku mogok di jalan.
Terpaksa deh naik bus.”
“Mari Pak, silahkan!”, Doni berdiri
dari kursi yang sejak tadi didudukinya, mempersilahkan si bapak untuk duduk,
yang ternyata si bapak tadi adalah bosnya di kantor tempat Doni bekerja.
Dan lihatlah, seorang nenek tua
menahan letih berdiri di dalam bus. Mengapa Doni tidak memberikan tempat
duduknya kepada nenek tua itu sejak tadi? Bukankah nenek tersebut lebih berhak
untuk dipersilahkan duduk dari pada bosnya?! Ah, dasar Doni! Gak tulus banget
sih niatnya membantu. Kalaulah dia tulus membantu, pastinya dia sudah sejak
tadi memberikan tempat duduknya kepada sang nenek. Mentang-mentang bosnya, dia
rela berdiri dan memberikan kursi yang didudukinya. Hah!! Penjilat!! Topeng!!
Palsu!! Bulshit!! Penipu!! Hatinya memuakkan!! Mental penjilat!! Gak tulus
blass!! Penumpang bus lainnya juga sama!! Masa gak ada satupun yang rela
membantu si nenek. Egois semua!!
Semoga kita bukan termasuk
orang-orang yang seperti Doni. Yang memberikan bantuan tanpa ketulusan. Yang memberikan
bantuan karena menjilat. Yang memberikan bantuan karena mengharap balasan jasa
dan segala tetek bengek lainnya.Yang memberikan bantuan karena keterpaksaan.
Semoga kita termasuk orang-orang
yang tulus. Sayang kepada siapapun tanpa pandang si kaya dan si miskin.
Membantu karena Allah. Benar-benar diniatkan untuk Allah. Bukan karena makhluk.
Juga bukan karena atasan maupun bos. Juga bukan karena golongan. Semua harus
karena Allah. Juga tak perlu mengharap balasan dari orang yang kita bantu. Dan
jangan marah kalau orang yang kita bantu tak membalas jasa kita, apalagi sampai
membencinya. Positif thinking ajalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar