Pagi itu, 8 November 2012, aku duduk di tangga samping masjid. Aku asik menunggu dimulainya sholat Idul Adha sambil bertakbir dalam hati.
Dan seorang wanita, ah, lebih tepatnya seorang ibu muda datang bersama dua orang anaknya. Mereka juga sama sepertiku, hendak menunaikan sholat idul Adha. Menurut dugaanku, anaknya yang pertama sekitar kelas 5 atau 6 SD. Sedangkan anaknya yang kedua sekitar kelas 2 atau 1 SD. Anaknya yang pertama duduk di sampingku. Sementara, sang ibu dan anaknya yang kedua duduk di depanku yang saat itu masih kosong. Ya, kami bernasib sama. Sama-sama tidak kebagian tempat di masjid. Mau tidak mau ya aku ambil tempat di tangga masjid. Aku melihat dalam sekilas sosok ibu yang sederhana. Pakaian gamisnya yang sederhana namun tetap anggun dan sama sekali tak memperlihatkan bentuk tubuhnya. Raut mukanya yang ramah, penuh kerendahan hati.
Dengan penuh sayang ia memakaikan mukenah buat anaknya yang kecil. Entahlah, ada aura yang berbeda. Penuh dengan rasa syukur. Ah, jauh banget dari dari yang namanya kesombongan. Sederhana… jauh dari glamor. Sederhana tapi tetap excellent. Exellent luar dalam. Bukan hanya penampilan luar yang excellent, tapi hatinya pun excellent. Jika ada yang berpikir “excellent itu identik dengan kehidupan yang serba wah, mewah dan glamor”, itu hanya excellent sesaat. Excellent bungkus saja. Exellent yang sesungguhnya adalah exellent hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar