Pernahkah Engkau sebel or
benci ma seseorang?
Kuacungi jempol, empat
jempol dech buat kamu yang gak pernah mengenal rasa sebel, jengkel, atau benci
ma orang lain. Suer.
Bukannya Q sok atau
gimana-gimana ya… tapi jujur, ku tu termasuk salah satu dari sekian orang yang
gak suka pake banget-banget kuadrat punya perasaan sebel atau benci ma orang
lain. Q tu maunya hidup tu… damai… tulus… saling menyayangi… gak usah dech
marah-marahan, bad mood, apalagi diem-dieman ma orang lain.
Nah, parahnya nich… saat
ini aku sengaja diem ma orang lain. Lho? Gimana tho? Ya gimana lagi coba. Bukannya aku sok paling bener. Tapi suer, Q
gak kuat cuy kalau kayak gini terus. Dah cukup hati ini menahan. Dah cukup
sudah kesabaran ini (jadi inget kata mbak Waqi’, “Sabar itu tiada batas dek…”).
Tapi kurasa kali ini sikap sabar bukan solusi yang paling tepat. Dan kurasa
sabar itu juga ada tempatnya kali ya. Gak semua kondisi harus disikapi dengan
sabar. Kalo kita dijajah n ditindas-tindas terus, masa harus sabar terus? Ya
gak lah… dan kutemukan solusi yang kurasa tepat. Yup, solusi yang paling tepat
adalah DIAM SERIBU BAHASA (Wuih… kayak apa aja nich). Gila, baru kali ini
seumur hidupku aku berinteraksi ma orang yang kayak gini.
Hati… maafkan aku, kali
ini kubiarkan kau membenci seseorang. Mulut… Lidah…. Maafkan aku, kali ini
kubiarkan kau diam kepada seseorang. Aku membenci bukan tak beralasan. Aku diam
pun bukan berarti tak beralasan juga. Aku membenci perangainya yang sering
melukai hati orang lain. Aku membenci cara bicaranya yang ketus melukai hati, membuat orang lain jadi naik
darah. Sama sekali tiada rasa sayang.
Dari pada aku marah, lebih baik aku menganggapnya tiada.
So, cuekin, diemin aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar