AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 22 Januari 2012

Sang Pengembara kecil

Kau boleh menangis

Atas semua kesedihan yang menimpamu

Kau boleh bersedih

Atas kesusahan yang kau lalui

Menangislah

Untuk kesedihanmu

Dan menangislah

Untuk kesendirianmu

Namun ketahuilah

Tangisanmu tak ada gunanya

Semua hanya kelegaan sesaat

Hadapi semua dengan tegar

Tersenyumlah

Dan bersyukur pada-Nya

Jangan kufur nikmat

Jangan kurang syukur

Jadilah dirimu yang tegar

Jadilah dirimu yang kuat

Bukankah hal ini sudah biasa kau lalui

Dan bukankah sudah biasa kau melauinya seorang diri

Masa menghadapi hal semacam ini saja keok

Mana?

Mana dirimu yang dulu?

Mana sang pengembara kecil dulu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar