AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 16 September 2017

Bismillah, Hadapi...


Terkadang kita diharuskan untuk menghadapi kenyataan.
Kenyataan yang dalam prediksi kita akan sarat dengan kesusahan.

Namun, kita harus mengambil jalan itu.
Kita harus mencoba untuk terus menerjangnya.
Menebas semak belukar untuk terus mencari jalan lain.
Karena kita tidak bisa lari dari kenyataan itu.

Bismillah, kita ambil jalan terjal itu.
Terus berusaha dan bertawakkal kepada-Nya.
Semoga kita selalu berada dalam ridho dan petunjuk-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar