Aku jatuh cinta
Kepada kondektur-kondektur dan sopir-sopir bis
Namun cinta ini hilang
Karena mereka menipuku hanya demi rupiah
Aku jatuh cinta
Kepada kondektur-kondektur bis yang kelelahan dibanjiri keringat
Namun cinta ini hanya sementara
Setelah kuperhatikan mereka mengambil kesempatan
Menyentuh wanita-wanita cantik yang naik turun bis
Aku jatuh hati
Kepada para pemuda pengamen jalanan
Namun rasa ini lenyap
Setelah aku tahu
Mereka habiskan uang untuk narkoba dan hura-hura
Aku jatuh hati
Kepada para pekerja
Namun cinta ini sirna
Terhanyut oleh kemalasan mereka
Aku jatuh hati
Kepada tukang-tukang becak
Namun rasa itu hilang karena mereka membohongiku
Hanya demi dua ribu rupiah
Aku jatuh hati kepada tukang ojek
Namun hanya berlangsung sementara
Karena kutahu
Mereka mempermainkan indahnya kejujuran
Lagi-lagi hanya demi perut
Aku jatuh cinta
Kepada penjual es krim keliling
Dan penjual arumanis yang tak lelah melangkahkan kaki
Semoga mereka tetap mengisi do'a-do'aku
Karena harapku cinta ini tak akan pudar
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar