AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 02 Desember 2010

Mati

Mati adalah terpisahnya jasad dan ruh. Kala itu jasad tak bisa berfungsi lagi. Mata tak mampu melihat. Otot dan tulang tak mampu bergerak.

Kita ambil satu pemikiran yang lebih mengerucut lagi. Kornea mata. Orang yang telah meninggal dunia, jelas tak mampu menggunakan kornea matanya. Tapi ketika kornea mata tersebut dipindahkan ke organ penglihatan orang lain yang masih hidup, kornea mata tersebut dapat berfungsi.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah apakah sebenarnya yang membuat orang bisa melihat terang dan gelap? Indera mata ataukah karena keberadaan ruh dalam jasad?

Lanjut...!!

Ketika kita sedang tidur. Jelas kita sama sekali tidak sadar. Entah diri kita kala itu dimana. Tiba-tiba saja kita terbangun dan jam menunjukkan pukul 4 pagi. padahal ketika kita masih terbaring hendak tidur, jam dinding baru menunjukkan pukul 11 atau 12 malam. Kemana diri kita selama empat jam tersebut? Ketika itu kita tidak sadar. Namun organ-organ tubuh kita masih bergerak. paling tidak sistem pernapasan dan peredaran darah dalam tubuh kita masih jelas bekerja TANPA KITA RASA dan JELAS BUKAN KITA YANG MENGONTROL.

Kesimpulannya:
Pasti ada Sang Pengatur di balik itu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar