AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 29 Mei 2016

rasa sayang

Mereka bilang life is a movement. Ketika kau tidak bergerak sama saja dirimu mati. Namun terkadang kita disibukkan dengan segala aktifitas dan rutinitas kerja yang membuat kita tak punya waktu untuk sekedar meluangkan sedikit waktu dengan orang-orang tercinta.

Disaat itulah mungkin engkau baru sadar, betapa nikmatnya saat engkau membelai rambut anakmu yang tengah tertidur lelap, atau menepuk-nepuk badannya penuh kehangatan saat ia terjaga dari tidurnya. Seperti halnya yang kurasakan saat ini.

Lalu engkau pun akan terus berpikir bahwa begitu mudahnya seorang ibu maupun ayah menyayangi anak-anaknya. Namun bisakah seorang anak menyayangi ibu maupun ayahnya sebagaimana mereka dulu menyayanginya?!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar