Barusan baca berita 'Jual Bayi Ala kampung Biting", (Republika, 18/2/2010).
Sedih banget......
Sampai segitunya keadaan mereka....
Alhamdulillah,
Aku masih dikaruniai Allah tempat tinggal.
Namun..... di sisi lain..... mereka........
Ah, sungguh malang nasib mereka....
Kemiskinan.
Mereka di sana dengan tumpukan kemiskinan mendera
Namun kita di sini.....
Berfoya-foya.
Bersenang-senang.
Mereka tidak punya tempat tinggal......
Berumah kardus......
Namun kita sedang asik membeli rumah untuk yang kesekian kalinya.
Mereka sibuk mengungsikan anak-anak mereka
karena rumah yang bocor....
Namun kita sibuk menata interior rumah.
Mereka kekurangan pakaian..
Namun kita hambur-hamburkan uang.
Menumpuk dan membeli fashion terbaru minggu ini.
Mereka kekurangan makanan......
Namun kita makan dengan bermacam-macam lauk.
Bahkan membuang-buang makanan.
Bagaimana jika kita ada di posisi mereka?
Salah kita.....
Membiarkan mereka dalam kemiskinan.
Sementara kita serba kecukupan.
Salah kita....
Membiarkan mereka dalam kemiskinan.
Hingga mereka terlena dalam kesalahan dan kejahatan.
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar