AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 15 Agustus 2010

Emmm... (apa ya judulnya?) Bus

Hmmm.... berapa hari ya aku gak menulis? Menulis apa ajalah. Minggu-minggu ini benar-benar disibukkan oleh skripsi.

Bolak-balik Ngawi-Ponorogo hampir tiap hari. Banyak kebohongan kutemui. Kejujuran ternyata begitu langka. Keras. Jangankan rasa kasihan. Semua tergilas oleh uang. Lima ribu menjadi tujuh ribu atau sepuluh ribu. Yang harusnya empat ribu menjadi delapan ribu. Atau yang harusnya lima belas ribu menjadi dua puluh lima ribu. Sarat penipuan. Seakan tak pedulikan cara. Halal atau haram. Yang penting uang ditangan. Inikah kehidupan yang sesungguhnya?

Kulihat banyak pengamen dengan beragam aksesoris. Ada anting, rambut berwarna, tato di tangan, dll. Sempat terdetik rasa kasihan juga sih. Namun terpikir juga di otakku, "Mereka tergolong masih muda. Tidak adakah pekerjaan lain yang lebih baik dari mengamen? Mengamen.... menurutku lebih identik dengan mengemis dibandingkan dengan disebut sebagai bekerja (Maaf). Atau... apakah menjadi pengamen lebih menghasilkan uang dari pada pekerjaan lainnya? Kok sempet-sempetnya mewarnai rambut... mentindik telinga... mentato....?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar