AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 22 Agustus 2010

Nikmat-Mu

Ribuan sujud syukur takkan mampu tandingi segala nikmat dan rahmat yang Engkau berikan kepada hamba.
Jutaan pujian takkan mampu lukiskan keagungan-Mu.
Meski aku lengah, lalai... mengeluh....
Namun kasih sayang-Mu terus mengalir tiada henti.
Mengeluh untuk sebuah hal yang sebenarnya tak ada apa-apanya dibandingkan dengan segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar