AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 19 Agustus 2010

Perjalanan

Dalam suatu perjalanan di bus
Aku menyaksikan sosok Ibu menggendong anaknya yang masih kecil
Demikian sayang si Ibu mendekap anaknya di pangkuannya
Menjaga sang anak agar tetap merasa aman dan nyaman
Tulus penuh sayang
Subhanallah. demikian besar sayang Ibu kepada anak

Yups, benar sekali pepatah mengatakan "Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang gala."
Tidak sedikit anak yang lupa kepada orang tuanya ketika ia telah besar.

اللهم اغفرلي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا

Sempat juga aku melihat sepasang suami-istri dengan seorang anak kecil digendong oleh si Ibu
Sang Bapak bawa barang-barang, mengatur tempat duduk, dan mengurus pembayaran
Hehee... romatisnya.....

Kulihat juga sopir bus yang tampak sudah lansia.
Mungkin sekitar 55 tahun atau 60 tahunan
Kayaknya dulu waktu masih muda sopir juga kali ya?
Entahlah...

Manusia....
Suatu saat nanti pasti akan mengalami usia tua
Ya......
Menjadi nenek-nenek atau kakek-kakek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar