AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 10 Januari 2009

Malam


Sebuah lukisan agung
Sang Maestro Seni Sejati
Menggoreskan tinta-tinta hitam
pewarna alam
Merajut langit dengan bunga-bunga awan gelap
Percikan bintang-bintang ramaikan jagad raya
Membuat sang bulan tersenyum
Memamerkan lesung pipit indahnya
Terbingkai dalam potret sabit yang mempesona

Senyap......
Sang bayu terpaku lelah
Bahkan untuk sekedar menyapa daun-daun pujaannya
Ataukah ia sedang bertasbih dan bertakbir
dalam keheningan
Menikmati eloknya malam
Memuji mahakarya Sang Maha Bijaksana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar