AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Jumat, 06 Mei 2011

Memberi

Memang, suatu hal yang menyenangkan ketika kita diberi hadiah oleh orang lain. Namun lebih indah lagi ketika kita berada di tangan atas. Ketika kita berada di posisi sebagai pemberi.


Ketika kita punya banyak makanan, lalu kita membagikannya kepada orang-orang atau teman-teman di sekitar kita. Atau ketika kita memiliki banyak uang lalu kita membagikannya kepada orang-orang terdekat kita... hmmm... rasakan sensasinya. Sensasi bahagia karena melihat senyuman orang-orang di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar