AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 24 Juli 2011

Lapang Dada

Kadang kita dihadapkan pada situasi yang membuat kita kecewa
Berharap dan berangan-angan
Namun brujung pada kekecewaan
Atau mungkin setingkat sakit hati
Semua harusnya bisa dimaklumi
Semua harusnya bisa dipahami
Tidak ada di dunia ini manusia yang tanpa cela
Pun tidak ada manusia yang tanpa salah
Kita hanya bisa berusaha dan berharap
Tetap semua skenario ada pada-Nya

Kekecewaan jangan sampai berakibat pada sakit hati yang berlebihan
Jangan sampai berbuah kedengkian
Jangan sampai berbuah caci maki yang bisa berakibat luka-luka yang lain
Semua harus dihadapi dengan pandangan yang positif
Tanpa saling menyalahkan
Yang lapang dada... yang suci...
Tanpa rasa benci...
Tanpa rasa dengki...
Tanpa adanya permusuhan
Karena mungkin demikian skenarionya

Ukhuwah harus tetap dijaga
Harus tetap saling menyayangi
Saling mendo'akan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar