AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 20 Januari 2013

Berita Sekitar Bulan November 2013


Sudah 3 bulan lebih aku nggak pernah baca koran. Maklum, koran belum masuk desa. Kalaupun masuk desa, sepertinya gak laku juga. Paling korang bekas yang laku. Buat bungkus bumbu dapur ma ibu-ibu penjual bumbu dapur di pasar.

Televisi pun aku tak punya. Ada sih TV lama, tapi rusak. Pernah diperbaiki trus rusak lagi trus dibiarin dech. Ketinggalan berita dunk? Yui, Gak tau berita di TV lah. Tapi nyantai aja, coz masih ada radio di HP kok. Paling dengerin berita-berita terbaru ya di radio. Gak percaya? Mau ngetes nich!? Oke-oke, Ini nich berita terbaru yang kudengar dari radio:

1. Diego Michael melakukan pemukulan saat pertandingan sepak bola TIMNAS Indonesia VS Timur Leste.
2. DPR, eh, maksydku beberapa anggota DPR melakukan pemerasan kepada BUMN.
3. Beberapa anggota DPR melakukan aksi penggelembungan rancangan APBN.
4. Ola, jadi gak sich pemberian grasinya? 

Menanggapi berita seputar Ola, kasihan juga sich kalo grasinya dicabut. Dihukum mati dunk dia. Tapi kalo kasihan-kasihan terus, kapan tegaknya cuy hukum di Indonesia. 

Kalo kayak gini aku jadi inget Amrozi. Amrozi saja dihukum mati. Padahal yang dia bom itu diskotik. Tempat orang-orang dugem, mabuk-mabukan, dan rawan seks bebas. Meskipun ada yang bilang cara dia salah, radikal ( istilah dari barat nich yang enggak banget), ekstrem, keras, dll.  Akibatnya ada negatifnya juga sich. 

Amrozi saja dihukum mati. Apalagi setingkat Ola yang jelas-jelas kalau dibiarkan bisa menjadi virus perusak mental generasi bangsa.

Oya, inget Amrozi jadi inget Bali. N inget bulekku yang beberapa bulan lalu habis jalan-jalan dari Bali. "Pantes wae Amrozi ngebom diskotik iku. Orang di diskotik itu semuanya pada joged-joged, dugem, mabok-mabok, campur laki-laki perempuan."

Bagi yang biasa dugem ke diskotik, mungkin itu hal biasa. Tapi kalau hal semacam itu terus dibiarkan, mau dibawa kemana bangsa ini? Bapak-bapak pada dugem cari cewek lain. Akhirnya keluarga berantakan. Anak tidak terdidik lagi. Kalau anak sudah jauh dari pengawasan dan perhatian orang tua, ya rusaklah sudah. Kalau seperti itu terus dibiarkan, bagaimana Indonesia akan berubah? Bagaimana Indonesia akan maju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar