Dia membawaku kemanapun ia berada.
Dalam tiap gerak langkahnya.
Lebih dari sembilan bulan.
Namun ia tiada pernah keluhkan kehadiranku.
Meski kadang aku menyusahkannya.
Bertaruh nyawa ia lahirkan aku.
Tak pernah ia pikirkan rasa sakit yang dirasa.
Ia penuhi segala keinginanku.
Diamkan tangisku.
Ia menjagaku.
Tak biarkan seekor nyamuk pun menggangguku.
Ia terbangun di malam hari.
Kala aku menangis.
Dan ia rela terjaga semalaman.
Ia bersihkan kotoranku.
Tanpa rasa jijik sedikitpun.
Ia belikanku mainan.
Ia temaniku delapan hari
Kala aku terbaring di rumah sakit.
Ia setia temaniku di sekolah pertamaku
Karena aku belum berani.
Ia masakkan aku makanan kesukaanku.
Menatapku makan dengan lahap.
Ia siapkanku makan sebelum berangkat sekolah.
Lalu menyambutku dengan hangat sepulangku dari sekolah.
"Tadi belajar apa saja di sekolah?", tanyanya.
Ia beriku semangat dan keteguhan.
Kala aku jatuh dalam keputusasaan.
Ia rela menguras keringat untukku
Tanpa pamrih....
Love You Mom....
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar