AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 16 Februari 2010

Mereka.......

Kulihat mereka
Kulewati mereka
Membawa beban yang tiada ringan
Untuk usia mereka
Yang tengah lanjut....

Seakan ingin bilang
"Sini Buk, ku bantu, biar kubonceng bawaannya, taruh di belakang sepedaku"
Namun......
Aku sedang disini.
Aku berdiri di tempat ini.
Dan kuhanya membisu.
Tanpa gerak dan sepetah kata untuk mereka.
Ah, kenapa harus seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar