AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 03 Februari 2011

Aksi Walk Out Amerika : bukti otoritas gemar perang dalam mencari solusi

Perlu diketahui bahwa sampai sekarang ini setelah hampir 10 tahun berlalu, tidak ada satu timpun yang diijinkan untuk mengungkap secara faktual dan menyeluruh terhadap pelaku-pelaku yang sesungguhnya berada di balik layar atas serangan 11 September 2001.

Sebagaimana diketahui, prosedur pencarian fakta dalam menguji kevalidan sebuah data penyebab dan pelaku dalam sebuah kejadian adalah ilmiah, independen, dan akademis. Karena sifatnya yang independent, ilmiah dan akademis, maka hasil dari penelitian tersebut memiliki tingkat akurasi kevalidan data yang tinggi. Prosedur ilmiah tersebut berlaku secara bebas tidak terikat apapun, serta diperbolehkan dilakukan oleh siapapun dengan persyaratan akademisi yang sah dan atas kejadian apapun.

Ini bukti bahwa penyebab dan pelaku sebenarnya kejadian tersebut masih tetap dirahasiakan.

Dalam rapat Majelis Umum PBB di New York, delegasi AS keluar dari ruangan sidang setelah Presiden Iran, Ahmadinejad melontarkan pernyataan kontroversial pada Kamis 23 September 2010 waktu setempat. Delegasi yang memulakan aksi walk out adalah mewakili Amerika Serikat. Sikap delegasi AS meninggalkan ruangan diikuti 27 delegasi negara Uni Eropa, disamping delegasi Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Kosta Rika..

Aksi serupa sudah berulangkali terjadi saat Ahmadinejad maju ke podium sidang PBB, baik itu di New York maupun Jenewa. Para delegasi dari negara-negara itu serempak keluar dari ruang sidang (walkout) ketika pemimpin Iran itu melontarkan kritik pedas kepada AS, kapitalisme, dan juga PBB

Akan tetapi, walaupun dia terus melontarkan pernyataan yang membuat merah telinga para pejabat AS dalam beberapa tahun terakhir, hampir setiap tahun Ahmadinejad pergi ke New York untuk menyampaikan pidato di sidang PBB.

Kebiasaan Ahmadinejad ini mencerminkan bahwa dialog diperlukan dalam mencari solusi dalam setiap permasalahan, dan apabila ada yang berbeda dan seolah konroversial, maka harus diadakan pembicaraan lanjut, tanpa opsi perang dan pengerahan militer, serta tanpa aksi sepihak terhadap negara tertentu.

Pada sidang kali ini, pemicu aksi tersebut adalah pernyataan Ahmadinejad tentang teori konspirasi bahwa sebuah sempalan di tubuh pemerintahan AS telah mengatur skenario peristiwa 11 September 2001.

Dalam sebuah kesempatan kemudian, Jubir delegasi AS, Mark Kornblau menyampaikan bahwa Ahmadinejad kembali berbicara mengenai teori konspirasi yang mengada-ada. Bagi Mark, Ahmadinejad juga dianggap menyuarakan pidato anti-semit.

Dalam membahas tentang kesimpangsiuran penyebab peristiwa 11 September 2001 tersebut, Ahmadinejad menginginkan PBB untuk membentuk komite pencari fakta untuk menyelidiki insiden 9/11.

Menyaksikan polah Ahmadinejad yang menggemparkan tersebut, sebenarnya tidak ada yang keliru. Ahmadinejad tidak mematikan kondisi dalam materi pidatonya tersebut sehingga pidatonya seolah mengungkap sebuah kebenaran. Materi yang disampaikannya diikuti dengan usulan agar secara formal PBB seharusnya membentuk tim pencari fakta atas tragedi yang sudah menewaskan sekitar 3000 orang itu, agar tentunya lebih jelas dan terbukti ilmiah atas sebab dan pelakunya.

Perlu diketahui bahwa sampai sekarang ini setelah hampir 10 tahun berlalu, tidak ada satu timpun yang diijinkan untuk mengungkap secara faktual dan menyeluruh terhadap pelaku-pelaku yang sesungguhnya berada di balik layar atas serangan 11 September 2001.

Sebagaimana diketahui, prosedur pencarian fakta dalam menguji kevalidan sebuah data penyebab dan pelaku dalam sebuah kejadian adalah ilmiah, independen, dan akademis. Karena sifatnya yang independent, ilmiah dan akademis, maka hasil dari penelitian tersebut memiliki tingkat akurasi kevalidan data yang tinggi. Prosedur ilmiah tersebut berlaku secara bebas tidak terikat apapun, serta diperbolehkan dilakukan oleh siapapun dengan persyaratan akademisi yang sah dan atas kejadian apapun.

Ini bukti bahwa penyebab dan pelaku sebenarnya kejadian tersebut masih tetap dirahasiakan

Kita tidak mengetahui alasan apa sehingga pemerintah Amerika Serikat tidak memperbolehkan PBB membentuk tim pencari fakta atas insiden 11 September 2001 tersebut. Tetapi ini semakin menjelaskan kepada dunia internasional akan adanya kemungkinan keterlibatan “oknum kunci” yang hendak dipertahankan atas nama keselamatan dan keamanan negara. Ini menjadi pertanyaan besar bagi banyak peneliti dan akan tetap tertulis dengan tinta kelabu dalam sejarah dunia. Tidak habis pikir, bukankah dengan penemuan data yang valid dan akurat yang melibatkan tim independent internasional akan lebih mudah mencari solusi dan menyusuan rangka keputusan untuk menyelamatkan penduduk Amerika di masa depan? Bukankah dengan larangan pembentukan tim independent tersebut justru akan menutup kemungkinan terbukanya penyebab dan pelaku sebenarnya, sehingga meningkatkan dukungan terhadap luar negeri Amerika sendiri?

Amerika memilih kredibilatsnya tercoreng dan meninggalkan pertanyaan besar yang meragukan sebab dan pelaku sesungguhnya peristiwa 11 September 2001.


http://suaramuhibbuddin.wordpress.com/2010/09/26/aksi-walk-out-amerika-bukti-otoritas-gemar-perang-dalam-mencari-solusi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar