AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 02 Februari 2011

Suara

Sejenak aku berpikir tentang suara
Suara... tak bisa dilihat
Pun tak bisa diraba
Namun ia bisa didengar
Anehnya... suara bisa memantul
Kayak bola aja
Juga bisa meresap
Seperti zat cair dong
Suara juga bisa merambat
Menembus dinding
Subhanallah
Ada makhluk yang seperti itu
Energi yang luar biasa

Mungkin sama halnya seperti cahaya
Bisa dilihat namun tak bisa dilihat

Bukan zat padat
Bukan zat cair
Bukan pula zat gas

Mereka bilang energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar