Kutempatkan sesuatu dalam arus kebimbangan
Yang harusnya mampu kutetapkan dengan jelas
Menghantamkan diri dalam sebuah gelombang badai
Hingga korbankan jiwa suci sarat mimpi
Dalam drama antagonis tak bermakna
Galaukan jiwa dengan rasa yang tak jelas
Aku sadar...
Ribuan maaf takkan mampu membalut sayatan luka di jiwamu
Isakan tangis takkan mampu sembuhkan memar di hatimu
Namun...
Ribuan maaf ini tak bisa kau anggap sebagai pengisi tong sampah
Mungkin aku penjahat yang merampas senyum ceriamu
Sebuah laga antara akal dan jiwa
Tumpahkan jutaan luka
Dan akal pun tertawa
Namun, tahukah kau?
Kau bagiku malaikat
Yang selalu menghadiahiku ribuan bingkisan senyuman kala aku kehilangan satu senyum
Dan aku...
Aku membalasnya dengan satu pukulan mematikan
Rasa tak mampu kalahkan istana akal.
Yang harusnya mampu kutetapkan dengan jelas
Menghantamkan diri dalam sebuah gelombang badai
Hingga korbankan jiwa suci sarat mimpi
Dalam drama antagonis tak bermakna
Galaukan jiwa dengan rasa yang tak jelas
Aku sadar...
Ribuan maaf takkan mampu membalut sayatan luka di jiwamu
Isakan tangis takkan mampu sembuhkan memar di hatimu
Namun...
Ribuan maaf ini tak bisa kau anggap sebagai pengisi tong sampah
Mungkin aku penjahat yang merampas senyum ceriamu
Sebuah laga antara akal dan jiwa
Tumpahkan jutaan luka
Dan akal pun tertawa
Namun, tahukah kau?
Kau bagiku malaikat
Yang selalu menghadiahiku ribuan bingkisan senyuman kala aku kehilangan satu senyum
Dan aku...
Aku membalasnya dengan satu pukulan mematikan
Rasa tak mampu kalahkan istana akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar