AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 07 Juli 2010

Mengapa

Ketika kita bertanya "Mengapa ketika kita melempar sesuatu menjauhi bumi, benda itu akan jatuh ke bawah tepat di asal tempat benda tersebut terlempar dan tidak bergeser maupun tertinggal dari orang yang melempar, padahal bumi kan bergerak/berputar pada porosnya?". Kita bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan perbandingan ketika kita berada dalam sebuah kereta yang berjalan, lalu kita melempar sebuah benda ke atas, benda tersebut tetap akan jatuh ke bawah ke tempat asal ia di lempar dan tidak tertinggal di belakang kita meskipun kereta berjalan. Kecuali jika kita melempar benda tersebut ke atas di luar kereta.

Tadi sore aku duduk di ruang tamu DEMA. Kulihat buah pisang yang menggantung di pohonnya. Satu pertanyaan yang muncul di otakku, "Mengapa sebuah pisang tersebut tidak bergetar, padahal bumi bergerak?".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar