AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 08 April 2010

Setingkat Anak Kelas 1 SD

Sebuah cerita lucu. KENYATAAN.

Ketika itu beberapa anak MI kelas 1 putri (tigo orang sih) juga ada tiga anak putri kelas 3 MI sedang belajar di Mesir (name of room). Tiba-tiba ada seorang anak putri kelas tiga mengangkat roknya hingga kelihatan pahanya. Reflek mereka yang kelas tiga berucap "ya Allah....", memprotes tindakan anak kelas satu putri tersebut. "Innaa nuuhina an turoo aurotuna. Sesungguhnya kita dilarang untuk membuka aurat kita.", lanjut mereka.

Alhamdulillah, ternyata pelajaran yang mereka dapatkan di kelas melekat dalam keseharian mereka. Setingkat anak kelas satu SD bisa berucap seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar