"Suami yang menikahimu tidaklah semulia Muhammad, tidaklah setaqwa Ibrahim, pun tidaklah setabah Ayyub, suamimu hanyalah pria akhir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan yang sholeh. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama. Suami adalah nakoda kapal, kamu navigatornya. Suami menjadi rumah, kamu penghuninya. Suami sebagai guru, kamu muridnya. Seandainya suami lupa...bersabarlah kamu untuk memperingatinya."
"Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khodijah, tidaklah setaqwa Aisyah, pun tidaklah setabah Fatimah. Istrimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi istri yang shalehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama. Istri menjadi tanah, kamu penaungnya. Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya. Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya. Seandainya istrimu tulang yang bengkok, ....berhati-hatilah kamu meluruskannya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar