AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Jumat, 23 April 2010

Syaikh Muhammad Yassin

Beberapa hari yang lalu sempat kubaca biografi Syaikh Muhammad Yassin di koran Republika. Subhanallah..... menetes air mataku (hehe... cengeng-cengeng....) Sejenak kubandingkan diriku dengan beliau. Ah, Ga ada apa-apanya. Umur 12 tahun beliau cedera. namun, sungguh luar biasa, meskipun dengan kondisi yang cacat, beliau mampu memberikan banyak manfaat buat orang lain. Tetap berjuang tak takut mati.

Sedangkan aku disini.... aku yang diberikan Allah kesehatan..... kusiakan begitu saja. Sejenak terdetik di pikirku. "Sudahkan aku memberikan manfaat buat orang lain? Sudahkah aku benar-benar menggunakan waktuku dengan baik? Sudahkah aku memberikan peran untuk agamaku? untuk bangsaku? Ah, kok kayaknya muluk-muluk banget ya? Untuk orang di sekitarku ajalah dulu? Sudahkan kumanfaatkan dan kusyukuri segala nikmat yang diberikan Allah kepadaku? Atau.... jangan-jangan aku masih belum bersyukur.... atau kurang bersyukur?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar