AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 30 April 2012

Masa Lalu



Masa lalu
Bukan sekedar waktu
Ada sejarah beradu
Rasuki memoriku juga memorimu
Senyum
Juga tangis pilu

Bolehlah ditengok sebentar
Berkaca tuk melangkah ke depan
Agar lebih dewasa
Ingat, hanya sebentar
Tak usah lama-lama
Biarkan ia lewat bersama masa
Karna ia hanya kaca spion dalam sepeda
Jangan terlena menatap kacanya
Ada jalan yang harus kau tempuh di depan
Jalan yang menetukan masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar