AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 14 Mei 2009

Langit dan Awan Temanku

Luas langit
Sejuk bayu
Nikmat sekali hari ini
Kusandarkan jasad pada kokoh tiang putih
Menerawang jauh
Menatap dunia
Sepuluh tahun nanti....
Mungkin aku tak disini lagi
Seperti sepuluh tahun lalu
Kini aku tak lagi melihat daun-daun bambu itu
Namun ada satu yang tetap setia
Langit dan awan putih itu...
Selalu temani sepiku
Menghiburku kala aku sesak
Menerbangkanku ke antariksa
Dimanapun aku berada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar