AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 21 Mei 2009

Pejuang

Lihatlah kuda-kuda itu
Berlari menerjang
Menerobos mesiu-mesiu kejam
Dan pedang-pedang itu
Tergenggam siap menghunus peluru-peluru kerdil
Begitu pula batu-batu itu
Selalu siap terlempar
Dari genggaman mujahid-mujahid perkasa
Dan lihatlah
Bambu-bambu runcing itu
Tak mau kalah

Mereka memang bukan apa-apa
Namun ada semangat dalam kuda dan pedang-pedang itu
Ada api dalam batu-batu dan bambu-bambu itu
Ada ruh suci yang bergelora
yang tak dikenal oleh rudal-rudal
Juga asing bagi peluru-peluru kerdil itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar