AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 05 Agustus 2009

Keadilan di Negeriku

by Mu'minatus F.

Wahai Jaksa Agung
Wahai anggota dewan kehakiman
Yang selalu mempertahankan keadilan
Adilkah?!
Bila anak jalanan dirazia?
Pencuri ayam dihajar?
Preman ditembak?
Sementara para bangsawan
Yang aktif dan selektif
Terdidik menjadi jutawan yang cerdas
Dalam memanipulasi uang rakyat
Dengan menciptakan strategi
Yang tersusun rapi
Sempurna tanpa cacat
Berjalan mulus tanpa kendala
Kemudian...........
Duduk manis tanpa dosa
Di bungalau mewah milyaran rupiah
Tanpa cerca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar