AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 02 November 2010

Ditipu Tukang Becak

Pernah ditipu orang? Kalo pernah berarti kamu senasib ma aku.

Waktu itu aku kena tipu sama bapak-bapak tukang becak. Entah si bapak yang jahat n penipu atoo... aku yang terlalu oon yak?

Ceritanya waktu itu aku ke Sragen. habis transfer uang buat bayar uang muka sewa bus konsulat. Waktu itu aku sendirian. Dan baru dua kali itu aku ke Sragen. Yups, selesai dari bank aku berniat ke pasar. Mau beli sepatu kuliah gitu lho....

Ya udah, aku naik becak deh. "Kok jalan yang kulewati kayak mutergini ya?" batinku. Jangan-jangan aku muterin pasar aja?!.

Pas turun dari becak aku menatap ke ujung jalan "Lho, itu kan bank danamon yang tadi aku masuki waktu transfer uang.", ujarku. Ya elaa... ternyata sebenarnya tadi itu aku sudah berdiri di depan pasar. Tinggal masuk. Eeh.... malah naik becak muterin pasar. Oon banget aku.

Ni bapak tukang becak gak jujur lagi. Ah, sukanya memanfaatkan orang. Termasuk memanfaatkan kebodohanku. "Luluk Ditipu Tukang Becak." please deh.... malu ihh.... enggak banget....

"berapa Pak?", aku masih berbaik hati.

"Dua ribu", jawab si bapak.

Aku mengulurkan uang dua ribu kepada bapak tersebut. Huff... Ikhlas gak nie? Ikhlas-ikhlas....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar