AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 01 November 2010

Indonesiaku

Beberapa hari ini media massa begitu gencar memberitakan bencana alam yang melanda Indonesia. Mulai dari Tsunami di Mentawai, Sumatra Barat, Gempa di Papua, hingga gunung Merapi yang terus mengeluarkan asap panas bercampur debu. Itu baru asap plus debu panas. Gak kebayang gimana kalau lava panasnya yang keluar.

Kasihan… Gak kebayang kalau rumahku hancur terus aku tinggal di tenda-tenda pengungsian. Belum lagi baju-baju yang tertinggal plus gak ada makanan. Namun… aku hanya bisa duduk disini dengan rasa kasihanku tanpa bisa berbuat yang berarti.

Disisi lain aku merasa bersyukur atas kondisiku saat ini. Allah masih memberikanku tempat tinggal, pakaian, dll. Sebuah kenikmatan yang kadang kita anggap kurang dan belum cukup.

Melihat asap plus debu yang keluar dari gunung Merapi membuatku bertanya “Apa ya yang menyebabkan asap, debu, dan lava itu keluar?” (sebab biologi yang kutanya).

Pernah dulu ketika pertama kali aku melihat globe. Kelas berapa ya waktu itu? Lupa. Aku membayangkan kalau saja dibuat sebuah sumur yang dalam di pulau Jawa hingga menembus ke benua Amerika, waah… jadi kayak di film Lorong Waktu yang pernah kutonton dulu. (Ketika itu aku belum tahu kalau di dalam inti bumi berisi magma dan lava yang super panas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar