AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 21 Juni 2010

Senin, 21 Juni 2010

Malam ini kukayuh sepedaku dari gedung Saudi 1 menuju gedung Mesir. Ceritanya aku habis ngawas ujian anak-anak kelas 5 or we call as "muroqibah". Kunikmati perjalanan malamku bersama sepedaku tercinta yang selalu setia menemaniku kemanapun aku pergi.

Yups, suasana ujian memang selalu ramai kalau malam. Anak-anak belajar hingga larut. Bahkan biasanya ada yang sampai jam 2 malam masih bersuara menghafalkan pelajaran yang akan diujikan esok hari. Subhanallah.

Kulihat langit malam ini. Subhanallah, what a beautiful the sky! amazing! bintang-bintang nampak cerah. Bulan juga nampak separuh.

O iya, jadi inget. Kali ini aku tidak mengukur lama waktu kecepatan sepeda yang kukayuh. Ya, dulu aku sering menghitung berapa lama waktu yang kubutuhkan selama perjalananku di atas sepeda dari auditorium hingga depan kamar tanpa mengayuh sepeda sama sekali. Yups, roda sepeda kubiarkan berputar sendiri mengikuti tinggi-rendahnya jalanan yang kulalui tanpa ada gaya yang keluar dari kakiku. Dan ternyata akau berhasil menempuh perjalanan auditorium sampai Mesir tanpa mengayuh sepeda. Namun pernah juga berhenti di tengah perjalanan. Yups, aku bisa mengambil sebuah kesimpulan sederhana (siapapun juga tahu sih sebenarnya) bahwa kecepatan perputaran roda dipengaruhi oleh permukaan medan yang dilalui, jumlah muatan udara dalam roda, dan energi yang diterima roda (kayuhan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar