AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 30 Juni 2009

For my friend

Teman....
Dimana engkau berada?
Ada banyak kenangan indah membayang
Namun kini kau tiada kabar
Marahkah engkau?
Atau... sakit hatikah engkau?
Ketaatan memang memerlukan pengorbanan


Masih teringat jelas tawamu
Suaramu....
Dasar medok!
Sableng!
Namun kau sungguh teman setia
Kau tawarkan bantuan sebelum aku meminta

Masih teringat jelas
Kau tulis kata "kitaabun" dengan huruf kaf, ta, ba, plus nun.
Semuanya terpisah
Wkwkwkwkwkwkw
Sejak kapan "kitaabun" pakai nun.
Namun kau pejuang keras
Tak pernah terlelap di kelas
Hingga bertahan di tangga atas
Salut!

Namun sekeras apapun perjuanganmu
Kau tetap sableng
Slengean
Shobat, menghilang kemana dikau?
Kangen nih sama u yang slengean
kangen juga sama temen-temen
I int B, III int B, V B, dan VI B yang lalu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar