AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 24 Oktober 2010

Because of a Name

Karena sebuah nama ini
Karena pinjaman tahta ini
Karena sematan gelar ini
Mereka menghormat
Mereka menunduk
Mereka tersenyum
Mereka menyapa
Mereka mau mengenal
Mereka mau melihat
Mereka mau bermuka manis
Di mata ini.

Bagaimana jika nama ini sirna?
Jika tahta ini usai?
Jika gelar ini terambil?

Masih adakah hormat itu?
Masih terlukiskah senyum itu?
Masih terdengarkah sapaan itu?
Masihkah mereka mau melihat?
Masih tampakkah muka manis itu?
Atau...
Akankah semua lenyap bersama hilangnya gelar pinjaman ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar