AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 06 Oktober 2010

Mengapa Aku Dalam Peran Ini?

Aku disini berperan sebagai aku
Dalam pewayangan dunia
Mengapa aku disini?
Mengapa aku dalam peran ini?
Ah, mungkin agar aku tahu bagaimana rasanya menjadimereka dalam posisi mereka yang serba kurang.
Mungkin.... agar aku tidak lupa siapa aku.
Mungkin... agar aku bukan termasuk mereka yang mengatakan "Kalau belum masuk rumah sakit belum parah itu."
Mungkin... agar aku selalu dekat dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar