AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 11 April 2009

Hukum di Negeriku

Hukum rimba berlaku leluasa di negeri ini
Siapa yang kuat dialah sang raja
Siapa berkuasa dialah pemenangnya
Tak peduli dimanapun areanya
tak peduli apakah itu menyangkut nyawa manusia
Yang masih punya hati tersingkiri
Yang mempertahankan nurani menjadi orang-orang yang ditertawai
Dunia ini adalah sebuah panggung
Dimana semua arogansi menjadi mutlak demi mendapatkan materi.

diambil dari LIVOR MORTIS BOOK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar