AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 09 April 2009

Idul Adha, Senin malam, 24 November 2008

Takbir Idul Adha

Takbir bergema....bersahutan
Idul Adha menjelang
Dalam kesendirian kulewatkan
Sedih....... teringat rumah
Perjuangan belum selesai
Entah sampai kapan dan akan kemana
Hidup tanpa tujuan

Mampukah aku memberi arti bagi orang lain?
Ya, saat hidup berorientasi pada pengabdian
Keikhlasan...kesungguhan....
Nikmat....
Mampukah aku bertahan?
Atau aku hanya sekedar manusia egois?
Tanpa manfaat bagi sekitar?
Tiada berperan?

Lantas untuk apa aku hidup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar