AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 01 April 2009

Jiwa Itu Lebur

Rasuki mataku........
Dan renangilah air ini
Bukan kelabu warna perpisahan
Bukan pula tawa karna pertemuan
Ini adalah luka perubahanmu

Kau rajut benang-benang hiasan itu tanpa guna
hanya untuk dunia dan nafsu semata
Untuk apa kain itu?
tanpa jiwa di dalamnya

Mana idealisme yang indah itu?
Mana prinsip yang tegak dulu?
Mana........?
Mana ruh Islam dalam dirimu teman?
Mana?!!

Ah, idealisme itu telah lebur
Terbakar.......
Berubah menjadi asap dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar