AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 15 April 2009

Satu Pukulan

Satu pukulan keras menggores luka
Mestinya pukulan itu sudah ada dari dulu
Dan bukan hanya satu
Agar jasad ini sadar
Dan kembali lurus ke tujuan
Agar jiwa ini kembali dewasa
Menatap maut yang menjelang

Kembali kusucikan diri
Merasakan nikmat menyebut nama-Nya
Menyesali kebodohan

Alangkah indahnya bintang itu
Dan luasnya dunia di atas sana
Bintang yang tampak kecil
Namun menyimpan semangat juang yang bergelora

Aku terlelap di kotak kecil itu
Dimana mata menjadi indra pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar